Demo Tolak Aturan Kampus di Grobogan, Mahasiswa Bersitegang dengan Dosen

GROBOGAN, iNews.id - Puluhan mahasiswa Universitas Annur Purwodadi Grobogan menggelar unjuk rasa di depan pintu gerbang kampus. Mereka menuntut agar aturan kampus yang dianggap mempersulit mahasiswa untuk dihapus.
Unjuk rasa sempat diwarnai aksi adu mulut antara mahasiswa dengan dosen saat pengunjuk rasa diminta untuk masuk kampus untuk audiensi.
Beberapa dosen berusaha menghentikan orasi mahasiswa, namun para mahasiswa tetap melanjutkan orasinya di depan pintu gerbang kampus hingga selesai.
Adu mulut pun sempat terjadi karena para mahasiswa menolak ajakan dosen untuk melakukan audiensi di dalam kampus karena mereka menganggap bahwa tuntutan yang disampaikan sudah jelas.
Beberapa mahasiswa meneriakkan yel-yel hapus aturan kampus yang dianggap sangat memberatkan, yakni para mahasiswa harus tinggal di dalam mes yang telah disediakan oleh pihak kampus dengan biaya yang cukup tinggi.
Sementara di masa pandemi, orang tua mereka kesulitan untuk memperoleh penghasilan. Para mahasiswa menyatakan bahwa dalam aturan yang disepakati awal.
“Tidak ada aturan yang mengikat mahasiswa untuk tinggal di asrama dan dibebaskan untuk tinggal di kos di luar kampus,” kata Umar, koordinator aksi, Kamis (13/1/2022).
Selain itu pihak kampus diminta untuk transparan dalam pengelolaan biaya yang telah dibayarkan oleh seluruh mahasiswa yang dianggap selama ini selalu tertutup.
Pelaksana tugas Rektor Annur kemudian mendatangi para demonstran dan meminta untuk diputuskan melalui audiensi, namun tetap ditolak oleh para mahasiswa.
Setelah pihak kampus menyepakati persyaratan yang diajukan oleh mahasiswa, beberapa perwakilan kemudian masuk dan melakukan audiensi.
Dari hasil audiensi, pihak kampus mau untuk menghapus aturan tinggal di asrama dengan adanya surat resmi yang akan dibuat bersama serta setiap ada kegiatan, pihak kampus akan melibatkan mahasiswa sehingga bisa bersinergi dengan baik.
Setelah menyepakati tuntutan mahasiswa, pengunjuk rasa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Mereka akan kembali turun ke jalan jika perjanjian kesepakatan bersama tidak segera dilaksanakan.
Editor: Ahmad Antoni