Doa Minta Diberi Keturunan Anak yang Sholeh
JAKARTA, iNews.id - Salah satu tujuan menikah dan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan atau anak yang baik (saleh). Namun, tidak semua orang yang sudah berumah tangga bisa langsung dikaruniai momongan atau anak.
Meski demikian, bagi yang belum dikaruniai keturunan tidak perlu risau. Terpenting terus berusaha dan berdoa momohon kepada Allah SWT agar hajatnya bisa segera dikabulkan untuk mendapatkan keturunan.
Dalam Alquran, beberapa nabi diberi ujian oleh Allah belum dikaruniai keturunan seperti dialami Nabi Zakaria dan Ibrahim. Namun, para utusan Allah itu tidak putus asa dan terus berdoa memohon rahmat-Nya.
1. Doa Nabi Ibrahim alaihi salam:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
" Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Ash-Shaffat: 99-100)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa ayat tersebut merupakan doa Nabi Ibrahim yang dipanjatkan kepada Allah agar diberikan keturunan setelah kaumnya menolak ajakan untuk beriman kepada Allah.
Yakni anak-anak yang taat sebagai ganti dari kaumnya dan kaum kerabatnya yang telah ditinggalkannya.
Doa Nabi Ibrahim itu kemudian dikabulkan oleh Allah SWT dengan diberikannya keturunan atau anak yang sholeh yakni, Ismail alaihi salam dan Ishak.
2. Doa Nabi Zakariya alaihi salam
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةًۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali Imran: 38)
Ketika Zakaria melihat bahwa Allah Swt. telah memberi Maryam rezeki berupa buah-buahan musim dingin pada musim panas dan buah-buahan musim panas pada musim dingin, maka saat itulah ia menginginkan punya seorang anak, sekalipun usianya telah lanjut dan tulang-tulang tubuhnya telah rapuh, uban telah mewarnai semua rambut kepalanya, istrinya pun sudah berusia lanjut lagi mandul.
Akan tetapi, sekalipun demikian ia tetap memohon kepada Tuhannya dan bermunajat kepadanya dengan doa-doa yang dibacanya pelan-pelan.
3. Doa orang-orang saleh:
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
Artinya: Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). (Al-Furqan: 74)
Ibnu Katsir menerangkan makna ayat tersebut dalam tafsirnya, dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka ingin memperoleh keturunan yang selalu mengerjakan ketaatan kepada Allah sehingga hati mereka menjadi sejuk melihat keturunannya dalam keadaan demikian, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Doa Rasulullah SAW di usia 40 tahun.
Ibnu Masud ra, bahwa Rasulullah SAW mengajari doa tasyahhud, yaitu:
"اللَّهُمَّ، أَلِّفْ بَيْنِ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سبُل السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجَعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا قَابِلِيهَا، وَأَتْمِمْهَا عَلَيْنَا"
Artinya: "Selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kepada cahaya, dan jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan fahisyah, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Dan berkahilah bagi kami pendengaran kami, penglihatan kami hati kami, istri-istri kami dan keturunan kami. Dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang mensyukuri nikmat-Mu, selalu memuji dan menerima nikmat itu, dan sempurnakanlah bagi kami nikmat itu".
Doa tersebut sebaiknya didawamkan atau diamalkan rutin tiap selesai menjalankan shalat lima waktu.
Wallahu A'lam Bishshawab.
Editor: Kastolani Marzuki