Doa Nabi Adam AS Ketika Diusir dari Surga, Begini Kisahnya

JAKARTA, iNews.id - Nabi Adam Alaihisalam (AS) dan Siti Hawa diusir oleh Allah SWT dari surga dan diturunkan ke bumi karena melanggar larangan-Nya untuk tidak mendekati buah khuldi.
Kalangan mufasir menerangkan peristiwa itu terjadi pada hari Jumat. Kisah diturunkannya Nabi Adam AS ke bumi itu diabadikan dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya: Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al- A'raf: 23).
Para ulama tafsir berbeda pendapat soal buah yang dimakan Nabi Adam. Sebagian kalangan menyebut pohon kayu, sebagian lagi pohon gandum.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa pohon yang Allah melarang Adam dan istrinya memakannya ialah pohon gandum. Setelah keduanya memakan buah pohon itu, maka dengan serta-merta kelihatanlah aurat keduanya. Tersebutlah bahwa yang digunakan oleh keduanya untuk menutupi aurat adalah kukunya masing-masing.
Lalu keduanya segera memetik dedaunan surga (yaitu daun pohon tin) dan menambalsulamkan satu sama lainnya untuk dijadikan penutup aurat keduanya. Kemudian Adam AS berlari ke dalam kebun surga, dan bergantunglah pada kepalanya suatu jenis pohon surga.
Maka Allah memanggilnya, "Hai Adam, apakah engkau lari dari-Ku?" Adam menjawab, "Tidak, tetapi saya malu kepada Engkau, wahai Tuhanku." Allah berfirman, "Bukankah segala sesuatu yang Aku anugerahkan dan Aku perbolehkan untukmu dari buah-buahan surga tidak cukup sehingga engkau berani memakan apa yang Aku haramkan kepadamu?"
Adam menjawab, "Tidak, wahai Tuhanku. Tetapi demi keagungan-Mu, saya tidak menduga bahwa ada seseorang yang berani bersumpah dengan menyebut nama Engkau secara dusta."
Ibnu Abbas mengatakan bahwa hal tersebut adalah apa yang disebutkan di dalam firman-Nya: Dan setan bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua.” (Al-Araf:21);
Allah berfirman, "Demi Keagungan-Ku, Aku benar-benar akan menurunkan kamu ke bumi, kemudian kamu tidak dapat memperoleh penghidupan kecuali dengan cara demikian."
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa Adam lalu diturunkan dari surga, padahal sebelum itu keduanya memakan buah surga dengan berlimpah ruah dan tanpa susah payah. Kemudian ia diturunkan ke tempat (dunia) yang makanan dan minumannya tidak berlimpah, tetapi harus dengan susah payah.
Maka mulailah Adam belajar membuat alat besi, dan diperintahkan untuk membajak, lalu Adam membajak dan menanam tanaman serta mengairinya. Ketika telah tiba masa panen, maka ia menuainya dan memilih biji-bijiannya serta menggilingnya menjadi tepung, lalu membuat adonan roti darinya, setelah itu baru ia memakannya. Tetapi Adam tidak dapat melakukan itu kecuali setelah Allah mengizinkannya.
As-Sauri meriwayatkan dari Ibnu Abu Laila, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Said ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mulailah keduanya menutupi (aurat)nya dengan daun-daun surga. (Al-Araf: 22) Bahwa daun-daunan surga itu adalah daun pohon tin.
Mujahid mengatakan bahwa keduanya mulai memetik daun-daunan surga, lalu menambalsulamnya sehingga menjadi pakaian.
Wahb ibnu Munabbih mengatakan sehubungan dengan kalimat yang mengatakan bahwa pakaian Adam dan Hawa dilucuti. Pakaian Adam dan Hawa yang menutupi aurat keduanya adalah nur, sehingga Adam tidak dapat melihat aurat Hawa. Begitu pula sebaliknya, Hawa tidak dapat melihat aurat Adam.
Tetapi ketika keduanya memakan buah terlarang itu, maka kelihatanlah aurat masing-masing oleh keduanya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dengan sanad yang sahih sampai kepada Ibnu Abbas.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mamar, dari Qatadah yang menceritakan bahwa Adam berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimanakah jika saya bertobat dan memohon ampun kepada Engkau?" Allah berfirman, "Kalau demikian, niscaya Aku masukkan kamu ke dalam surga." Tetapi iblis tidak meminta tobat, hanya meminta masa tangguh. Maka masing-masing pihak diberi oleh Allah Swt. apa yang diminta masing-masing.
Ibnu Abba mengatakan bahwa setelah Adam memakan buah pohon terlarang itu, maka dikatakan kepadanya, "Mengapa engkau memakan buah pohon yang telah Aku larang engkau memakannya?"
Adam menjawab, "Hawalah yang menganjurkannya kepadaku." Allah berfirman, "Maka sekarang Aku akan menghukumnya, bahwa tidak sekali-kali ia hamil melainkan dengan susah payah, dan tidak sekali-kali ia melahirkan anak melainkan dengan susah payah."
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat itu juga Hawa merintih. Maka dikatakan kepadanya, "Engkau dan anakmu akan merintih."
Ad-Dahhak ibnu Muzahim mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Al-A’raf: 23)
Inilah kalimat-kalimat (doa-doa) yang diterima oleh Adam dari Tuhannya, yakni yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada Adam (dalam tobatnya).
Wallahu A'lam Bish Showab.
(Sumber: Tafsir Ibnu katsir, Surat Al'Araf)
Editor: Kastolani Marzuki