Dramatis, Proses Evakuasi Jasad Penambang 8 Jam Tertimbun Batu Besar Galian C di Grobogan

GROBOGAN, iNews.id – Evakuasi tubuh Tukimin, pekerja tambang yang tewas tertimbun reruntuhan batu besar dari tebing galian c di Desa Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Rabu (17/2/2021) sore, berlangsung dramatis. Di tengah guyuran hujan deras, tim SAR bersama warga akhirnya berhasil mengevakuasi jasad korban.
Jasad tukimin dievakuasi dengan alat berat karena sulitnya menyngkirkan dua tumpukan batu besar. Dengan menggunakan kantong mayat, tubuh korban yang sudah remuk ini kemudian diangkat dengan ekstra hati-hati agar tidak terpisah dan kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulans.
Proses evakuasi yang memakan waktu hingga 8 jam karena alat berat yang menuju lokasi sempat terkendala dengan medan yang sempit serta banyaknya pohon sehingga sempat tersangkut.
Kapolsek Brati, AKP Zaenal Arifin akan kembali menutup gaian c yang seharusnya tidak boleh beroperasi di tengah masa pandemic.
“Dari hasil pemeriksaan beberapa saksi dan warga/ korban saat itu sedang berada dilokasi galian bersama satu rekannya untuk melihat kondisi tambang dan menunggu pelanggan yang akan mengambil dan membeli batu,” kata Kapolsek.
Ia mengatakan, korban yang tepat berdiri di atas reruntuhan batu besar tidak sempat menyelamatkan diri, sementara satu rekannya berhasil lari. Sebelum proses evakuasi, seluruh keluarga korban sempat melakukan doa dan ritual dilokasi tambang/ agar korban segera diketemukan.
Hujan deras yang mengguyur lokasi tambang membuat alat berat sedikit mengalami kesulitan karena batu yang akan disingkirkan menjadi licin. Selama 20 menit setelah proses penyingkiran batu, jasad laki-laki berusia 48 tahun ini ahirnya berhasil dievakuasi.
Jasad Tukimin kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Katekan, Kecamatan Brati, Grobogan, untuk segera dimakamkan. Pihak keluarga korban mengaku ikhlas atas peristiwa ini. Sementara, polisi juga akan mengkaji terkait legalitas izin perasional galian c ini.
“Jika terbukti tidak memiliki izin maka galian akan ditutup untuk selamanya oleh pihak terkait,” katanya. Apalagi kondisi tebing setinggi dua puluh meter ini juga terlihat sangat berbahaya jika sewaktu-waktu longsor.
Editor: Ahmad Antoni