Ganjar Minta Intelijen Tangkap Penggerak Pelajar Ikut Demonstrasi

SEMARANG, iNews.id – Banyaknya pelajar SMK dan SMA yang ikut demonstrasi dan berbuat anarkistis dengan melawan petugas keamanan menjadi keprihatinan berbagai pihak.
Keterlibatan pelajar itu diduga karena ada yang menggerakkan. Hal itu dibuktikan dengan beberapa orang yang ditangkap sudah berumur mengenakan seragam sekolah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, ada pihak-pihak yang sengaja ingin menciptakan kekacauan di balik unjuk rasa yang melibatkan kalangan mahasiswa dan pelajar.
“Sudah banyak bukti adanya pihak yang mendesain agar Indonesia chaos, bahkan di Jakarta sudah viral, di mana ada orang yang mengenakan seragam pelajar dan ikut demo, padahal bukan pelajar, badannya tatoan, berumur 22 tahun, meminjam seragam, dan dibayar Rp40.000 hingga Rp200.000,” ujarnya seusai memberikan pembekalan kepala sekolah dan guru SMK di SMK Negeri 7 Semarang, Selasa (1/10/2019).
Karena itu, kata Ganjar, negara memang sudah seharusnya bertindak. Aparat keamanan dan intelijen harus menemukan pihak yang menggerakkan para pelajar ikut berunjuk rasa di berbagai kesempatan.
“Intelijen keamanan sudah harus mencari siapa penggerak agar jangan sampai anak-anak menjadi korban," kata Ganjar.
Secara khusus, Ganjar sangat menyesalkan keterlibatan pelajar dalam demonstrasi itu dan meminta seluruh kepala sekolah di Jateng untuk lebih mengawasi anak-anak didiknya.
“Jangan dimarahi, diajak bicara saja. Komite sekolah juga harus proaktif turun sampai ke orang tua siswa agar mereka tahu dan ikut memberikan pengawasan," katanya.
Ganjar mengimbau semua pelajar SMA/SMK di Jateng agar tidak ikut dalam demonstrasi dan fokus belajar.
“Kalau ingin berdemo yang berdemo yang baik, demo ala pelajar itu demo prestasi, misalnya, juara lomba apa, itu demo. Kalau toh memang ingin mempelajari politik praktis, silakan saja. Yuk debat terbuka, kampanye pemilihan ketua OSIS dan lainnya, saya rasa itu lebih baik," ujarnya.
Pelibatan pelajar dalam aksi demonstrasi yang berujung rusuh tak hanya terjadi di Jakarta. Di Kota Magelang, polisi menetapkan 20 tersangka dalam kerusuhan saat demonstrasi mahasiswa dan pelajar di depan Gedung DPRD Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (26/9/2019). Dari 20 tersangka itu, 16 di antaranya berstatus pelajar.
Kapolres Magelang Kota, AKBP Idham Mahdi mengatakan, tindakan anarkitis yang dilakukan peserta aksi demonstrasi bukan dari mahasiswa.
“Kalau mahasiswa tentu dia juga akan arif dan bijaksana karena dia juga menjadi pelopor kemartabatan bangsa, kemartabatan masyarakat," katanya, Minggu (29/9/2019).
Editor: Kastolani Marzuki