Harga Rajungan Tertinggi Sejak Pandemi, Nelayan Rembang Semakin Giat Melaut

REMBANG, iNews.id – Harga rajungan di Kabupaten Rembang tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Bahkan permintaan semakin meningkat dan harganya kini menembus angka tertinggi.  

Seorang pengepul rajungan di Dusun Pendok, Desa Manggar, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Abdul Charis mengatakan, pabrik-pabrik besar penerima daging rajungan cenderung membelanjakan uangnya lebih banyak tahun ini dibandingkan periode tahun 2020.

Baca Juga

Begini Keluh Kesah PKL Alun-alun Rembang saat PPKM Darurat Diterapkan

“Ekspor rajungan masih stabil, pabrik-pabrik penerima daging rajungan di Rembang lebih banyak belanjanya. Kami memperkirakan permintaan pasar, termasuk dari luar negeri meningkat,“ kata Abdul Charis, Senin (5/7/2021) 

Charis menyebut harga rajungan kini mencapai Rp120.000 per kilogram atau tertinggi sejak pandemi Covid-19 tahun 2020.

Baca Juga

Heboh, Warga Rembang Serbu Toko Obat, Tukang Parkir Kewalahan

Namun seiring dengan melonjaknya harga, ada pihak yang mencampur dengan daging rajungan yang tidak standar. Dirinya khawatir tindakan semacam itu akan menurunkan harga rajungan.

Baca Juga

Sejumlah Akses Jalan di Rembang Ditutup selama PPKM Darurat, Warga Bisa lewat Jalur Ini

“Ya ulah segelintir orang saja, jangan aji mumpung. Katakan bahasanya itu tidak punya standar produksi. Bukan kategori rajungan, tapi dimanfaatkan untuk campuran karena harga tinggi,” ucapnya. 

Fenomena harga tinggi membuat kalangan nelayan pencari rajungan semakin giat melaut. Bahkan sebagian dari mereka rela menambah jarak, ketika memasang bobo (penjebak rajungan).

Baca Juga

Warga di Rembang Buru Ivermectin, Stok di Apotek Langsung Ludes

“Semoga dari sisi hasil tangkapan bisa stabil,” ucapnya. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo