get app
inews
Aa Text
Read Next : Pohon Tumbang Timpa Rumah di Boyolali, 8 Orang Satu Keluarga Terluka

Harga Telur Terus Merosot, Peternak Ayam Petelur di Boyolali Mulai Gulung Tikar

Rabu, 13 Oktober 2021 - 09:30:00 WIB
Harga Telur Terus Merosot, Peternak Ayam Petelur di Boyolali Mulai Gulung Tikar
Aktivitas peternak ayam petelur membersihkan kandang-kandang yang kosong di Boyolali. (iNews/Tata Rahmanta)

BOYOLALI, iNews.id - Sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mulai gulung tikar. Mereka terdampak harga telur ayam yang terus merosot.

Kandang dibiarkan kosong karena sebagian ayam sudah dikurangi populasinya. Langkah tersebut dianggap paling tepat untuk meringankan beban kerugian yang lebih besar. Bahkan pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak untuk membantu para peternak.

Dari pantauan, kondisi kandang ayam milik peternak ayam petelur di lereng Gunung Merapi atau tepatnya di Desa Sukorejo Musuk Boyolali sudah sebulan  terakhir dalam kondisi kosong.

Peternak sengaja mengosongkan sebagian kandang miliknya karena populasi ayamnya telah dikurangi. Hal tersebut dilakukan untuk menekan kerugian yang lebih besar.

Para peternak ayam petelur mengaku bahwa saat ini harga telur masih rendah di kisaran 14.500 per kilogram. Sedangkan harga pakan sangat tinggi di kisaran Rp315.000 per 50 kilogramnya.

Berbagai upaya telah dilakukan para peternak untuk menekan kerugian yang lebih besar. Namun cara yang paling efektif hanya dengan mengurangi populasi.

Sementara, peternak ayam petelur di Sukorejo sebagian sudah gulung tikar. Dari semula berjumlah 15 hingga 25 peternak, kini tersisa sekitar 10 peternak ayam petelur.

“Peternak dengan harga seperti ini otomatis mengalami kerugian yang sangat besar. Karena dengan harga pakan yang melambung justru harga telur yang semakin merosot. Mungkin dialami teman-teman peternak di sekitar Boyolali,” kata Risky Ramadhan, peternak ayam petelur, Rabu (13/10/2021).

“Upaya mengurangi kerugian yang sangat besar, saya mengurangi populasi dengan mengosongkan kandang. Dulu kalau full berjumlah 4.700  sekaarng tinggal 1000-an. Karena saya pribadi memilih untuk bertahan,” katanya.

Para peternak hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah segera membantu peternak agar harga jual telur bisa kembali normal dan harga pakan mendapat subsidi atau diturunkan harganya.

“Prosentasi di desa kami sebenarnya gak terlalu banyak karena terbentur lahannya. Karena kalau di lahan permukiman warga tak mengizinkan untuk peternakan ayam petelur,”  kata Kepala Desa Sukorejo, Erik Darmadi.

“Untuk keberlangsungan saat ini paling tinggal beberapa kandang yang masih eksis. Yang eksis mereka yang agak besar, kelasnya di atas 5.000-an kapasitas ayamnya,” katanya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut