get app
inews
Aa Text
Read Next : Duka Keluarga Korban Kecelakaan Bus di Tol Semarang, Suami Selamat Anak dan Istri Tewas

Hati-hati, Jamu Kuat Banyak Dicampur Zat Kimia

Selasa, 27 November 2018 - 08:33:00 WIB
Hati-hati, Jamu Kuat Banyak Dicampur Zat Kimia
Petugas BPOM Semarang, Jawa Tengah, menunjukkan obat-obatan tradisional, kosmetik, dan bahan makanan berbahaya. (Foto: iNews/Taufik Budi)

SEMARANG, iNews.id - Banyak masyarakat menduga jamu aman dikonsumsi karena hanya menggunakan bahan-bahan alami. Padahal dewasa ini, sejumlah produsen jamu tak segan-segan menambahkan zat kimia tertentu ke dalam ramuan jamunya. Jamu kuat untuk meningkatkan vitalitas misalnya, tak sepenuhnya aman. Banyak jenis jamu ini yang dicampur dengan zat-zat kimia sehingga penggunaannya harus sesuai dosis.

“Jamu-jamu yang paling banyak (dicampur zat kimia) itu antireumatik kemudian jamu kuat. Kalau jamu kuat itu misalnya isinya (zat kimia) sildenafil,” kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang, Safriansyah pada Senin (26/11/2018) kemarin.

Dilansir dari Wikipedia, Sildenafil sitrat dijual dengan nama Viagra, Revatio, dan berbagai nama lain, adalah obat untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) dan hipertensi arteri paru-paru (pulmonary arterial hypertension, PAH).

Zat ini dikembangkan oleh perusahaan farmasetika Pfizer. Pil Viagra biasanya berwarna biru dan berbentuk wajik dengan kata "Pfizer" pada satu sisi, dan "VGR xx" (xx bisa berupa "25", "50" atau "100" sesuai dosis pil tersebut dalam miligram) pada sisi lainnya.

“Sildenafil itu memang sebenarnya obat yang ada di dalam peredaran, diproduksi secara legal dan bermerek. Tapi ketika ditambahkan pada jamu orang kan tidak tahu. Dokter pun untuk meresepkan obat kuat itu biasanya sangat hati-hati, itu diukur tensinya dulu,” kata Safriansyah.

Safriansyah mengatakan, jamu kuat yang telah dicampur zat kimia dan dikonsumsi secara terus-menerus bakal berdampak buruk bagi penggunanya. Dalam jangka panjang, organ yang terganggu adalah ginjal karena tak bisa menyaring darah secara sempurna.

“Orang yang tidak tahu (jamu dicampur zat kimia) cenderung berlebih dipakai terus-menerus oleh konsumen jamu itu. Dampaknya yang paling banyak adalah kegagalan ginjal, rusak ginjalnya. Tidak berfungsi sehingga banyak juga kasus cuci darah, itu salah satunya,” ucapnya.

Editor: Himas Puspito Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut