Haul Paku Buwono XII di Solo, Ini Makna Uborampe yang Disajikan

SOLO, iNews.id - Peringatan Haul Paku Buwono (PB) XII ke-15 digelar Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) secara sederhana. Prosesi yang dilaksanakan di sitihinggil keraton Sabtu (12/11/2022), di antaranya terdapat sejumlah uborampe (sesaji).
Uborampe yang terdiri atas berbagai jenis, diletakkan di depan foto PB XII, seperti nasi gurih, sego golong, ayam Ingkung, sego asahan kolak, apem dan ketan dan beberapa jenis yang lainnya.
"Untuk Khol (Haul) Sinuhun PB XII memang berbeda, masing-masing jumlahnya 21. Sedang untuk lainnya masing-masing hanya sembilan saja," kata Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari.
Menurutnya, uborampe ini dimaksudkan untuk memohon atau mengirim doa pada para leluhur agar dosa dan kesalahannya diampuni Tuhan. Selain itu juga memohon perlindungan pada Tuhan.
Misalkan nasi gurih atau nasi uduk adalah nasi putih yang dimasak dengan santan dan garam dan rasanya gurih. Itu tradisi yang ada untuk selamatan bagi orang yang sudah meninggal.
Sedangkan ketan, kolak dan apem sebagai lambang permohonan maaf atas segala kesalahan orang, baik yang masih hidup maupun leluhur yang sudah mendahului.
Untuk sesaji gedang (pisang) ayu dan suruh (sirih) ayu, dimana gedang setangkep (dua) dibentuk seperti tangan yang sedang berdoa untuk leluhur yang sudah mendahului.
Kemudian sega ambegan, maknanya agar arwah yang meninggal maupun sanak keluarga yang masih hidup kelak selalu mendapat ampun atas segala dosanya.
"Semua itu merupakan perlambang kesalahan manusia agar bisa dimaafkan sang Khalik," ucapnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo