Ini 5 Kelenteng Tertua di Indonesia, Nomor 1 dan 3 Ada di Jepara Jateng

4. Kelenteng Kim Hin Kiong
Menurut sumber sejarah, Kelenteng Kim Hin Kiong merupakan salah satu yang tertua di Jawa Timur karena sudah didirikan sejak 1 Agustus 1153. Kelenteng Kim Hin Kiong dibangun oleh para pendatang Tionghoa yang berdagang ke Gresik. Usia kelenteng ini 870 tahun. Kelenteng ini terletak di tengah-tengah kawasan pecinan yang kini menyatu dengan perkampungan Arab.
Bentuk bangunannya sendiri tidak terlalu besar, yang didominasi oleh warna merah dan kuning. Ada dua patung singa dan ornamen khas China di bagian depan kelenteng. Pada bagian atas terdapat Hiolo yang dihiasi dengan kepala naga. Ruang utama berisi altar bagi umat Buddha yang ingin menyembah patung Dewa Thian San Seng Boo. Sisi kanan kelenteng dilengkapi dengan panggung wayang Po Te Hi untuk acara budaya yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.
Kelenteng Kim Hin Kiong juga menjadi saksi dari sikap toleransi masyarakat yang ada di Gresik. Meski berada di daerah mayoritas penduduk beragama Islam, tapi jemaat kelenteng dan warga sekitar bisa saling menghormati. Bangunan Kelenteng Kim Hin Kiong kini sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya.
5. Kelenteng Hong Tiek Hian
Salah satu kelenteng tertua di Indonesia ini berlokasi di Jalan Dukuh Nomor 23, Pabean Cantian, Surabaya. Kelenteng Hong Tiek Hian ini bahkan sudah berdiri sejak tahun 1293, yang artinya bersamaan dengan berkuasanya Kerajaan Majapahit. Usia Kelenteng Hong Tiek Hian hingga saat ini 730 tahun.
Arsitektur kuno klenteng ini sangat khas dan mengesankan ketika dilihat dari seberang jalan. Saat memasuki pintu masuk kelenteng, pengunjung akan disambut oleh dua klenteng yang dihubungkan oleh jembatan dengan dua naga di tengahnya. Di dalamnya terdapat altar dibagi menjadi dua lantai berdasarkan dewa yang disembah, seperti Dewi Kwan Im, Buddha, dan dewa-dewi lainnya.
Sebagai kelenteng tertua, Hong Tiek Hian sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kelenteng Hong Tiek Hian menjadi sangat ramai pada hari-hari besar warga Tionghoa, seperti Tahun Baru Imlek dan pertunjukan wayang Pho Tee Hi.
Editor: Ahmad Antoni