Ini Skenario Kemenkes Hadapi Potensi Peningkatan Kasus Varian Omicron di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Kemenkes telah menyiapkan skenario waspada terhadap potensi peningkatan kasus akibat varian Omicron. Saat ini ada tiga kasus varian Omicron di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi memastikan mengatakan bahwa gejala dari varian Omicron ini cenderung sangat ringan bahkan tidak bergejala.
“Jadi varian Omicron ini dikatakan bahwa gejalanya sangat ringan bahkan cenderung tidak bergejala. Tapi problem utamanya adalah bukan masalah gejala ya kalau kita dalam penanganan pandemi ini,” kata Nadia, Selasa (21/12/2021).
Dia mengingatkan di negara-negara lain seperti Belanda juga sudah memberlakukan lockdown akibat varian Omicron ini. Sementara itu, di Inggris akibat varian ini kasusnya 90.000 per hari. Bahkan kini fasilitas kesehatan juga mulai kewalahan.
“Kita lihat seperti Belanda sudah lockdown, kemudian Inggris itu kasusnya 90.000 per hari ya, dan fasilitas kesehatannya sudah mulai mulai berat dengan jumlah kasus positif yang walaupun tidak berat itu juga pasti akan menjadi tanggung jawab dari pada fasilitas kesehatan untuk memberikan pengobatan dan tatalaksana,” katanya.
“Termasuk juga di Amerika juga sudah mulai terjadi beban yang cukup tinggi dikarenakan kasus Omicron ini,” ujar Nadia Pihaknya memastikan bahwa pemerintah saat ini sudah belajar dari kejadian lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021 lalu.
“Tentunya dari sisi kita walaupun kita sudah belajar dari yang terjadi di bulan Juli, kemungkinan-kemungkinan yang termasuk misalnya terjadi kebutuhan peningkatan untuk isolasi-isolasi. Yang kalau sekarang kan posisinya ini ada lebih pada kasus yang ringan dan tidak bergejala sehingga akan membutuhkan tempat isolasi yang banyak,” ujarnya.
Dia mengatakan skenario yang nanti dilakukan jika terjadi lonjakan kasus dari varian Omicron ini adalah dengan menambah ruang-ruang fasilitas isolasi. Di antaranya dengan melakukan konversi tempat tidur di rumah sakit. Kemudian juga disiapkan obat-obat yang bisa mengurangi tingkat keparahan Covid-19.
“Artinya ini akan menjadi salah satu beberapa skenario adalah kita kembali akan menambah ruang-ruang fasilitas isolasi yang tadinya itu di rumah sakit itu hanya untuk kasus-kasus sedang dan berat, nah ini kemungkinan juga akan bisa diberlakukan. Juga terkait obat-obatan untuk pencegahan termasuk obat-obat baru yang dikatakan bisa mengurangi keparahan Covid-19 ini,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni