Jejak Rumah Pengolahan Biji Kopi Tertua di Kota Semarang, Kini Dikelola Generasi Ketiga
SEMARANG, iNews.id - Di Kota Semarang, Jawa Tengah, ada sebuah rumah pengolahan biji kopi yang berdiri sejak tahun 1883. Hingga saat ini, tempat tersebut masih produktif dan dikelola oleh generasi ketiga.
Pada momentum hari kopi nasional 1 Oktober, sang pemilik pengolahan biji kopi berharap, kopi lokal tetap disukai dan menjadi favorit oleh masyarakat Indonesia.
Rumah pengolahan biji kopi ini terletak di jalan Wotgandul Barat, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Tempat ini dikenal dengan nama Dharma Boutique Roastery.
Rumah pengolahan biji kopi ini semula bernama Margo Rejo. Kini pemiliknya adalah Widayat Basuki Dharmowiyono yang merupakan generasi ketiga.
Bukan hanya lengkapnya varian kopi di tempat ini yang menjadi daya tarik pelanggan, namun juga kerena historisnya. Bahkan di tempat ini masih menggunakan alat sangrai biji kopi kuno yang berusia 100 tahun. Sedangkan untuk penggilingnya menggunakan alat modifikasi antara peralatan kuno yang dipadukan dengan mesin modern.
\Pelanggan yang membeli kopi di tempat ini mengaku selain pilihan yang variatif juga suka dengan hasil sangrai kopi menggunakan alat kuno karena menghasilkan olahan kopi yang lebih nikmat.
“Dulu pernah dengar kalau di sini salah satu roaster kopi paling tua di Semarang, makanya saya sering ke sini,” kata Tonny, pelanggan kopi, Minggu (3/10/2021).
“Kalau dibandingkan dengan yang lainnya, saya cocok di sini soal kualitasnya. Saya lebih cocok yang kuno-kuno daripada yang baru,” katanya.
Sementara, pelanggan kopi lainnya Stefanus mengatakan jika di Dharma Boutique Roastery ini terdapat banyak pilihan. “Saya biasa ambilnya arabika untuk konsumsi sendiri,” katanya.
Widayat Basuki Dharmowiyono mengelola tempat ini sejak 1985. Awalnya dia hanya menjual jenis kopi robusta. Namun kini dia juga menjual jenis kopi lainnya yaitu arabika. Kedua jenis kopi tersebut dia datangkan dari berbagai daerah di Indonesia.
Widayat mengaku saat ini kopi justru banyak dinikmati kaum melenial, padahal dahulu kopi hanya dikonsumsi oleh usia 40 tahun ke atas “Dulu usia konsumen (kopi) usia 40 tahun ke atas, kalau sekarang 40 ke bawah. Banyak yang umur 25 sampai 30 kalangan terbanyak,” katanya.
Satu kilogram biji kopi yang telah disangrai dia jual dengan harga Rp60.000 hingga Rp600.0000. Di hari kopi nasional, dia juga berharap kopi lokal tetap disukai dan menjadi favorit oleh masyarakat Indonesia.
Editor: Ahmad Antoni