Karier Militer Gatot Nurmantyo yang Kini Masuk Bursa Calon Menko Polkam
JAKARTA, iNews.id - Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo kembali menjadi sorotan publik setelah namanya masuk dalam bursa calon Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) menggantikan Budi Gunawan yang masuk dalam reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Karier militer Gatot Nurmantyo cukup bersinar saat berdinas di TNI AD.
Gatot meniti karier militer sejak lulus dari Akademi Militer (Akmil) tahun 1982. Gatot dikenal sebagai sosok yang tegas, nasionalis dan aktif menyuarakan isu kebangsaan serta kedaulatan negara.
Gatot Nurmantyo lahir pada 13 Maret 1960 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dia berasal dari keluarga militer, ayahnya bernama Suwantyo merupakan seorang Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri di Kodam XIII/Merdeka, Sulawesi Utara.
Meski awalnya bercita-cita menjadi arsitek dan sempat ingin mendaftar ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Gatot akhirnya memilih masuk Akmil demi meringankan beban ekonomi keluarga. Dia lulus dari Akmil pada tahun 1982.
- Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw. Penugasan pertama setelah lulus Akmil.
- Panglima Kodam V/Brawijaya, 2010 - 21 Okt 2011. (Memimpin wilayah militer Jawa Timur).
- Dankodiklat TNI AD, 21 Oktober 2011 – 5 Juni 2013. (Bertanggung jawab atas pelatihan dan doktrin TNI AD).
- Panglima Komando Cadangan Strategis AD (Pangkostrad), 5 Juni 2013 – 5 September 2014. (Memimpin pasukan cadangan strategis TNI AD).
- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), 25 Jul 2014 – 15 Juli 2015. (Ditunjuk oleh Presiden SBY dan kemudian dilanjutkan oleh Presiden Jokowi).
- Panglima TNI, 8 Juli 2015 – 8 Desember 2017. (Panglima TNI ke-19 menggantikan Jenderal Moeldoko).
Selama menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot dikenal aktif dalam isu-isu kebangsaan dan kerap menyuarakan pentingnya menjaga persatuan serta kewaspadaan terhadap ancaman ideologi asing. Dia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk mendukung toleransi antarumat beragama.
Gatot pensiun dari militer pada 31 Maret 2018 setelah 36 tahun berdinas. Pascapensiun, dia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik, termasuk bergabung dalam gerakan sipil seperti Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN).
Editor: Kurnia Illahi