get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir di Pati dan Semarang Rendam Ratusan Rumah, Warga Dievakuasi Gunakan Perahu Karet

Kata Ahli, Air Bercampur Gas di Gondangrejo Karanganyar Tidak Layak Konsumsi

Kamis, 25 Maret 2021 - 12:58:00 WIB
Kata Ahli, Air Bercampur Gas di Gondangrejo Karanganyar Tidak Layak Konsumsi
Fenomena air bercampur gas yang keluar di di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Foto: iNews/Wahyu Endro.

KARANGANYAR, iNews.id – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah menurunkan tim guna mengecek fenomena air bercampur gas di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian, air yang keluar tidak layak dikonsumsi. 

Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Dwi Lestari Novianti mengatakan, pihaknya telah melaksanakan penelitian awal terkait air yang rasanya asin tersebut. Sesuai analisis laboratorium, air tidak layak dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti diminum dan dipakai mandi. 

“Hasil analisis, di antaranya terdiri dari kekeruhan, kesadahan, terdapat juga kandungan klorida, zat besi, dan tembaga yang tinggi. Bila dikonsumsi tanpa pengolahan dulu, dapat menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Lestari Novianti, Rabu (24/3/2021)  kemarin. 

Mengenai air asin yang dipercaya mampu menyembuhkan sejumlah penyakit, pihaknya tidak bisa memastikan apakah hanya sugesti masyarakat atau benar sesuai kajian kesehatan.

Ahli geologi, Puguh Dwi Hartanto mengatakan, air asin dan gas yang keluar dari sumur bor di Desa Krendowahono, diduga berasal dari formasi pembentukan yang berbeda di lokasi yang berdekatan. 

"Air asin itu adalah air purba (connate water) yang terjebak saat pembentukannya. Sedangkan gas terbentuk dari pengendapan Kalibeng yang merembes keluar dipicu pembangunan (pengeboran) air. Sehingga muncul bersama air dan mudah terbakar,” jelas Puguh.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemkab Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan, pihaknya memerlukan kajian terkait kemungkinan pengembangan sebagai lokasi wisata.

"Bupati masih menunggu hasil kajiannya. Kalau sudah dirancang sedemikian rupa, dianggarkan, ternyata apinya kecil dan sudah padam, tentu tidak bisa menarik perhatian masyarakat lagi. Kami serahkan dulu ke pemerintah desa setempat, yang penting dikelola dengan baik,” ucap Timotius. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut