GUNUNGKIDUL, iNews.id - Kasus binatang ternak yang mati mendadak di Gunungkidul, Yogyakarta, terus meningkat, pascaditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan pada 26 Desember 2019 - 6 Januari 2020 lalu. Warga diimbau segera melaporkan ternaknya yang mati mendadak agar dapat segera diambil tindakan.
Data dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyebutkan, terdapat puluhan binatang ternak yang mati mendadak, di antaranya disebabkan oleh antraks. Hingga pekan kedua bulan Januari, sebanyak 21 ekor sapi dan 16 ekor kambing mati mendadak.
Hewan-hewan ini ditemukan sudah kaku. Oleh petugas dan warga, hewan-hewa ini lantas dikuburkan.
Kepala Dinas Pertanaian Dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan data yang diterima dinas, ada dua sapi dan dua kambing di antaranya dinyatakan positif antraks.
BACA JUGA: Antisipasi Antraks, Pemkab Kulonprogo Intensifkan Pengawasan Pasar Hewan
“Perlu dicatat, yang kena antraks tidak semuanya, dan terpaparnya hanya di wilayah Ngrajek Wetan dan Ngrajek Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul,” katanya, Senin (21/1/2020).
Sementara hewan lain mati disebabkan berbagai alasan di antaranya sakit, kurus dan keracunan. Saat ini sample darah dan tanah sudah dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta untuk dilakukan penelitian laboratorium.
Atas kejadian tersebut Dinas Pertanian Dan Pangan Gunungkidul menerapkan sejumlah langkah ekstra untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satunya dengan memberikan vaksin dan antibiotik.
Selain itu, petugas juga mengatur lalu lintas ternak dengan melarang seluruh kambing, sapi bahkan hijauan ternak yang berasal dari daerah endemik untuk keluar dari wilayah.
Dia mengimbau warga untuk segera melaporkan berbagai hewan ternak yang mati mendadak untuk diambil tindakan.
Editor: Umaya Khusniah












