Kesulitan Solar, Nelayan Rembang: Mohon Pak Jokowi, Perhatikan Nasib Kami yang di Bawah Ini

“Untuk kapal nelayan yang manual, sekali melaut rata-rata butuh 100 jerigen solar atau 3 ribu liter. Kalau kapal besar dengan alat freezer hampir 1 bulan melaut, butuh sampai 6 ribu liter. Mohon Pak Jokowi, perhatikan nasib kami yang di bawah ini, “ kata Ghoni.
Berdasarkan hasil penelusuran ke beberapa pengelola SPBU, mereka membenarkan bahwa pasokan bahan bakar bersubsidi dikurangi, termasuk jenis solar.
Jika semula per hari mencapai 32 ton, sekarang tinggal 16 ton. Begitu juga untuk SPBU yang sebelumnya dijatah 16 ton, kini berkurang menjadi 8 ton.
Pihak SPBU tetap melayani pembelian kepada nelayan yang membawa jirigen, karena mempertimbangkan keselamatan. Jika ditolak, justru akan memicu protes keras dari kalangan nelayan.
Guna mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan, pembeli harus menyodorkan surat keterangan dari pihak desa setempat, bahwa solar bersubsidi benar-benar digunakan untuk kepentingan nelayan melaut.
“Jadi dari total 4 pompa yang kami miliki, 2 pompa untuk antrean nelayan, sedangkan 2 pompa lagi untuk kendaraan mas. Pertamina menyadari posisi kami yang memang berdekatan dengan kampung nelayan. Nggak mungkin mereka kita tolak. Harus tetap dilayani, meski antrean panjang sekalipun, “ kata operator SPBU yang enggan disebutkan namanya.
Editor: Ahmad Antoni