Kisah Aldi Dwi Saputra, Mahasiswa UNS saat Mengajar Bahasa Indonesia di Thailand
SOLO, iNews.id – Seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membagikan pengalamannya mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Fatoni University, Thailand. Para mahasiswa Negeri Gajah Putih ternyata banyak yang berminat untuk belajar Bahasa Indonesia.
Aldi Dwi Saputra merupakan mahasiswa jenjang S-2 Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS Solo. Dia mengajar BIPA di Fatoni University secara daring selama enam bulan. Namun, pada 25–30 Juli 2022, kegiatan mengajar BIPA dilaksanakan secara luring melalui program UNS Global Challenge.
“Awal mulanya ikut magang mengajar BIPA di Fatoni University secara daring. Nah kebetulan ada program UNS Global Challenge yang diselenggarakan UPT Kerja sama dan Layanan International UNS,” kata Aldi Dwi Saputra melalui siaran pers Humas UNS, Kamis (11/8/2022).
Melihat hal tersebut, ia kemudian berkoordinasi dengan pihak Fatoni University jika ada program UNS Global Challenge tersebut. Akhirnya pihak Fatoni University memberikan Letter of Acceptance (LoA) untuk mengajar langsung selama satu minggu.
“Setelah mendapat LoA, kemudian submit ke program UNS Global Challenge dan Alhamdulillah lolos,” ujar Aldi.
Menariknya pengajaran BIPA yang Aldi lakukan tidak hanya sekedar mengajar Bahasa Indonesia. Tetapi juga membawa misi dari UPT Kerja sama dan Layanan International UNS untuk mengajak mahasiswa Fatoni University melanjutkan studi di UNS.
“Oleh sebab itu, saya juga memperkenalkan UNS dan budaya di Kota Solo. Hasilnya sangat positif, mereka sangat tertarik ingin melanjutkan studi di UNS. Selain itu Fatoni Unversity juga telah memiliki dosen yang juga alumnus UNS, yaitu Ibu Sumaiyah Menjamin M.Hum,” ujarnya.
Letak Fatoni University berada di Provinsi Pattani, yang mana daerah tersebut berbeda dengan daerah lain di Thailand. Hal ini karena mayoritas penduduk di sana beragama muslim, sehingga Aldi lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan masyarakatnya.
“Masyarakat di sana sangat ramah. Selama di sana, sudah seperti bagian dari keluarga mereka, diberi tempat menginap, diajak berwisata, dan ditraktir makan-makanan khas Thailand,” ucap Aldi.
Adapun selama mengajar BIPA di Fatoni University, Aldi mengungkapkan banyak pengalaman berkesan yang ia dapatkan. Ia pun tak menyangka bahwa mahasiswa di Fatoni University sangat tertarik dengan Negara Indonesia.
“Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa Fatoni University yang belajar Bahasa Indonesia. Mereka tahu nama Presiden Indonesia, tahu tempat-tempat wisata terkenal di Indonesia, makanan-makanan khas dari Indonesia,” ucapnya.
Bahkan mereka mengikuti berita terkini di Indonesia, seperti maraknya Citayam Fashion Week. Mereka juga berkeinginan untuk berkunjung ke Indonesia suatu saat nanti. Ada yang berkeinginan melanjutkan studi atau hanya sekadar berwisata. Beberapa mahasiswa di sana juga pernah berwisata ke Indonesia.
Sementara untuk dukanya, Aldi menjelaskan ketika diminta mengajar pada siswa SMA di Salihiyah School. Mengingat hal ini di luar dari agendanya. Susahnya mengajar pada sekolah tersebut karena siswa belum bisa berbahasa Melayu, Bahasa Indonesia juga tidak bisa, begitu pula dengan Bahasa Inggris. Dengan demikian, ia harus putar otak supaya pembelajaran tetap dapat dilaksanakan namun tetap disertai interaksi yang baik dengan siswa.
“Caranya dengan menerapkan metode field trip. Siswa diajak berkeliling di lingkungan sekitar. Seperti jalan-jalan ke beberapa tempat wisata sekitar, membeli thai tea dan tomyam di salah satu rumah makan di sana. Dengan memanfaatkan kearifan lokal daerah Pattani, maka pembelajaran bahasa Indonesia dasar seperti berkenalan, menyapa, dan membeli lebih mudah dan menyenangkan,” ucap Aldi.
Di sisi lain, tertariknya Aldi mengajar BIPA karena ingin bahasa dan budaya Indonesia dapat dikenal secara luas di kancah internasional. Selain itu, Aldi juga ingin program pembelajaran BIPA akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bidang studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
“Saya ingin mengimplementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan magang pembelajaran BIPA di luar negeri serta ingin menyosialisasikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS di Fatoni University,” ujarnya.
Adapun melalui kegiatan ini, Aldi berharap untuk senantiasa dapat berkontribusi dalam upaya menginternasionalisasikan bahasa dan budaya Indonesia di kancah Internasional. Selain itu, dirinya juga ingin memotivasi adik-adik tingkatnya bahwa Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia juga bisa go international melalui program BIPA.
“Terakhir pesan saya adalah Quality more than Quantitiy . Nilai-nilai di KHS kita hanya sekadar angka, dibalik angka tersebut ada tanggung jawab yaitu kualitas. Nilai dari mata kuliah di KHS akan bermakna jika diimplementasikan, diamalkan, diajarkan, dan dapat memberikan manfaat kepada orang lain,” tuturnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo