Kisah Indriyanto Nugroho, Asisten Pelatih Timnas Indonesia U-16 Pernah jadi Pemain Termurah
SOLO, iNews.id - Kisah Indriyanto Nugroho, asisten pelatih Timnas Indonesia U-16 menarik diulas. Mantan striker Timnas Indonesia itu dijuluki Si Mister Cepek.
Semua berawal ketika Indriyanto direkrut Pelita Jaya dari Arseto Solo pada 1996/1997. Pelita Jaya dan Arseto Solo berebut Indriyanto, setelah sang pemain pulang dari program PSSI Primavera di Italia.
Usai menjalani program latihan di Italia, Indriyanto sempat pulang ke Solo untuk berlatih dengan Diklat Arseto. Tapi Indriyanto merasa kariernya bersama Arseto tak mendapatkan kejelasan akibat manajemen tak kunjung memberikan kepastian dengan menyodorkan kontrak kepadanya.
Akibat tak mendapatkan kejelasan dari Arseto, Indriyanto menerima tawaran dari Pelita Jaya yang serius. Akan tetapi, Arseto tak terima dan mengklaim Nunung -sapaan akrab Indriyanto Nugroho- sebagai pemain yang pernah terdaftar di Diklat Arseto.
Kejadian tersebut membuat Indriyanto menjadi sorotan media massa. Untungnya kedua tim sepakat untuk menyelesaikan konflik tersebut di Sekretariat PSSI Senayan pada 29 Maret 1996. Meski sempat memanas dalam pertemuan tersebut, tetapi kedua tim berhasil menemukan kesepakatan.
Arseto pun sepakat untuk melepas Indriyanto dengan nilai transfer yang tak masuk akal, yakni Rp100. Akibatnya, mantan pemain PSIS Semarang itu menjadi pemain termurah dalam sejarah transfer sepak bola modern sampai saat ini.
Kejadian tersebut rupanya membuat Indriyanto dicap sebagai Mr. Cepek, karena kepindahanya dari Arseto ke Pelita Jaya hanya Rp100 pada masa itu. Meski sudah pensiun, tetapi Nunung sempat merasa tertekan di awal kariernya sebagai pemain sepak bola profesional.
"Selama dua tahun itu saya seperti kaget, tertekan. Bagaimana tidak, sebutan pemain cepek selalu ditujukan ke saya," kata Indriyanto. "Saya masih ingat setiap pertandingan di luar, seperti main di Medan, Bandung, atau Padang, banyak penonton yang melempari saya uang koin seratus perak," ucapnya.
Sementara itu Indriyanto mengaku sempat menunggu kepastian dari Arseto, tetapi tidak ada kesepakatan kontrak dengan tim tersebut. Di saat yang bersamaan Pelita Jaya datang dengan memberikan kontrak kepadanya dan membuatnya menerima tawaran tersebu.t
"Saya juga menunggu langkah manajemen Arseto waktu itu mau bagaimana. Sebagai pemain kan wajar menunggu kepastian. Jujur saja saya tidak ada ikatan apapun dengan Arseto waktu itu, termasuk perjanjian apapun," terangnya.
"Pelita datang datang menawari saya dan terjadi kesepakatan. Kemudian muncul pemberitaan soal mister cepek yang sejujurnya saya tidak tahu apa-apa” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni