Kisah Rina Marlina, Atlet Para Bulutangkis Nomor 1 Dunia Pernah Jadi ART dan Tukang Ojek

Dia bermain pada saat para member GOR beristirahat setelah bermain. Rina meminjam peralatan member-member itu karena tidak memiliki biaya untuk membeli raket dan kelengkapan lainnya.
“Awalnya saya di kampung ada gor terus di situ, saya sering wasitin buat uang jajan. Kan lumayan, dibayarnya 2 ribu sekali main. Orang lagi berhenti saa nyobain itu,” ujarnya.
Saat pulang ke rumah Rina melanjutkan latihan bulutangkisnya menggunakan raket dari kaleng cat bekas atau piring bekas. Mulai dari situ, ia kemudian bermimpi bisa bermain bulutangkis di hadapan orang banyak.
Berlatih sejak usia dini, Rina tak langsung masuk dalam jalur atlet bulutangkis saat berusia remaja. Ia lebih menyibukkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) selama 3 tahun dan sempat menjadi tukang ojek. Bangku sekolah pun ia pinggirkan agar pundi-pundi uang cukup untuk hidup.
“Alhamdulillah seiring berjalannya waktu saya nabung mamah nabung dan akhirnya dibeliin raket dan gabunglah sama ibu-ibu. Dari kampung ke kampung,” ungkapnya.
Editor: Ahmad Antoni