Kisah Santri Rumah Tahfidz Al-Asy’ariyyah Grobogan, Kuli Bangunan yang Jadi Hafidz Qur'an

JAKARTA, iNews.id - Mendengar pekerjaan kuli bangunan yang terlintas di pikiran adalah pekerjaan berat yang melelahkan. Namun  pekerjaan tersebut tidak menghalangi seseorang untuk menjadi hafidz atau penghafal Qur'an. 

Orang tersebut adalah Muhammad Saiful Hadi. Lelaki 26 tahun itu pernah menjadi kuli bangunan setelah lulus SMP. Namun, setelahnya Saiful malah menjadi hafidz Qur'an. 

Baca Juga

Kemenag Hentikan Sementara Izin Baru PAUD dan Rumah Tahfidz Alquran, Ini Alasannya

Putra ketiga dari pasangan Bapak Basuki dan Ibu Sunarti itu sempat menceritakan pengalamannya menjadi kuli bangunan. Ia mengatakan bahwa pekerjaan tersebut ia geluti selama 3 tahun setelah lulus dari SMP. 

Dirinya tidak memilih untuk langsung melanjutkan pendidikannya lantaran ingin membantu perekonomian keluarga. Ketika itu, Saiful sudah mengantongi hafalan Al-Qur'an sebanyak 15 juz. 

Baca Juga

6 Anak Artis Pintar Mengaji Sejak Kecil, Nomor 5 dari Keluarga Pedangdut Bercita-cita Jadi Hafidz Al-Qur’an  

Setelah bergelut dengan pekerjaan tersebut, nyatanya tidak melunturkan semangat Saiful untuk kembali mondok dan menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Ia memutuskan untuk kembali menjadi santri dan bertekad menyelesaikan hafalannya hingga tuntas 30 juz.

Semangat yang begitu tinggi itu Saiful dapatkan tidak lain dari gurunya sendiri yaitu Kiai Mukarom selaku pengasuh Rumah Tahfidz Al-Asy’ariyyah yang terletak di pelosok Grobogan. 

Bahkan pada Ahad (6/3/2022) lalu, Saiful meraih prestasi dengan menjadi santri terbaik saat ujian periodik kategori 25 juz. Santri Rumah Tahfidz Al-Asy’ariyyah itu pun bersyukur atas capaian yang ia raih tersebut. 

Menurutnya, kesuksesan tersebut bukanlah suatu hal yang diperoleh secara instan. Santri kelahiran Grobogan ini sudah mengelaminya sendiri, betapa ia harus bersusah payah menjadi kuli bangunan selagi terus menghafal Al-Qur'an. Maka, apa yang dirinya raih sekarang adalah sesuatu yang sangat berharga karena diperoleh dengan penuh perjuangan.

Editor: Kastolani Marzuki