Kisah Sukses Agus Budianto, Awalnya Pemulung Kini Bos Pengepul Rongsok Beromzet Fantastis
PEMALANG, iNews.id - Nasib orang siapa yang tahu. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kesuksesan Agus Budianto (39), seorang pengepul di Pemalang.
Agus Budianto, warga RT. O4 RW. 01 Kelurahan Wanarejan Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, adalah seorang pengepul barang bekas yang terbilang sukses.
Berkat pengalaman dan perjuangannya dulu saat menjadi pemulung telah menjadikannya seperti sekarang ini sebagai bos pengepul rongsok. Penghasilannya pun tak main-main, meraih omzet per bulan yang terbilang cukup fantastis.
Saat ditemui di gudang penampungan rongsok miliknya, Agus mengatakan bahwa usahanya itu mampu mengumpulkan 1 ton kardus bahkan lebih, setengah ton plastik, dan 4 ton besi setiap harinya.
"Setiap hari saya bisa mengumpulkan 1 ton kardus bahkan lebih, setengah ton plastik, 4 ton besi bekas, kadang lebih, tidak mesti," katanya, Rabu (7/12/2022).
"Setelah barang semua terkumpul di sini, baru saya kirim menggunakan truk ke pabrik-pabrik yang berada di Tegal, kadang langsung dibawa ke Jakarta untuk diolah lagi jadi barang-barang kebutuhan rumah tangga," ujarnya.
Dia mengatakan, usahanya sebagai pengepul rongsok sudah dilakoni sejak lima belas tahun lalu, dan saat ini ia punya 20 bakul dan 2 pemulung yang rutin setiap hari menyetor ke gudangnya.
Meski dalam usaha pasti ada persaingan yang semakin ketat, menurut Agus, hingga sekarang omzet per bulan masih stabil dan terbilang lumayan. "Yang penting kita syukuri apa yang kita dapat mas," kata Agus.
"Untuk harga kardus Rp2000, besi Rp5000, plastik Rp2000, aluminium Rp10.000, seng Rp2500 dan buku bekas Rp2000," sebut Agus menjelaskan harga barang bekas saat ini per item.
Agus mengatakan, dirinya tak akan pernah lupa dengan perjuangannya dulu saat menjadi pemulung, sebelum menjadi seperti sekarang ini sebagai bos pengepul rongsok.
Karena itu, Agus Budianto mengaku selama ini punya rasa empati yang tinggi terhadap sesama, khususnya dengan para pemulung yang kerap setor rongsok ke tempatnya.
Editor: Ahmad Antoni