get app
inews
Aa Text
Read Next : 2 Wartawan Korban Pengeroyokan Debt Collector Lapor ke Polres Labuhan Batu

Kisah Sukses Hendra, Pernah Bangkrut dan Miliki Utang Rp2,2 M, Kini Punya Pabrik Skincare

Kamis, 20 Januari 2022 - 16:05:00 WIB
Kisah Sukses Hendra, Pernah Bangkrut dan Miliki Utang Rp2,2 M, Kini Punya Pabrik Skincare
M Taufik Hendradinata dulu berutang Rp2,2 miliar dan jadi gelandangan, kini punya pabrik skincare. Foto: YouTube Pecah Telur

JEPARA, iNews.id – M Taufik Hendradinata tak menyangka bakal menggapai kesuksesan dalam menjalani bisnis. Bagaimana tidak, kehidupan yang dilakoni sebelumnya dialami dengan penuh liku.

Hendra, begitu ia akrab disapa, pernah bangkrut dan memiliki utang dengan nilai fantastis yakni Rp2,2 miliar. Tak hanya itu dia juga pernah menjadi gelandangan dengan tinggal di teras masjid hingga akhirnya bangkit. Kini Hendra menjadi Owner Salina Herbal dengan  memiliki pabrik skincare.  

Kisah berliku Hendra diawali pada 2007. Ketika itu dia merintis usaha dengan membuka bisnis laundry dari satu menjadi tiga cabang dan 15 agen. 

Saat bisnis laundry-nya berjalan, seorang investor mengajaknya untuk membuka waralaba di bidang pendidikan pada 2010. Tak berpikir panjang, dia tertarik dan langsung menginvestasi uang sebesar Rp800 juta. Namun di luar perkiraannya, di tertipu.  

Karena kerja sama itu tak kunjung terealisasi. Bisnis yang dirintisnya macet dan usaha laundry terdampak. "Dari 2010 sampai sekarang (2021) enggak dibuka outletnya. Orangnya menghilang, laundry macet. Ya gali lubang tutup lubang," kata Hendra dikutip dari YouTube PecahTelur, Kamis (20/1/2022).

Hendra pun terpaksa menjual aset yang dimilikinya untuk melunasi utang-utangnya. Aset yang dijual meliputi mobil, rumah, perabotan hingga peralatan makan. Tak berhenti di situ, Hendra juga dikejar-kejar penagih utang (debt collector) karena utangnya masih banyak dan kesulitan melunasinya.    

"Debt collector pernah datang ngamuk sampai maki-maki. Saya enggak bisa jelasin apa-apa dan saya cuma punya diri ini. Kira-kira apa yang bisa buat utang bisa lunas? Kalau dengan penjarakan bisa lunas, silakan (penjarakan). Yang ada sisa tubuh ini doang, bahkan sendok-sendok sudah dijual," ujarnya.  

Di tengah kesulitan itu, sang mertua berusaha membantu dengan menjual 75 persen rumah. Namun hasil dari penjualan rumah masih belum bisa menutup utangnya. 

Karena dia tak lagi memiliki tempat tinggal. Dengan uang Rp700.000 di kantong, Hendra menyewa kos putri untuk istri dan ketiga anaknya. Sedangkan dia terpaksa menggelandang. 

"Saya hanya punya uang Rp700.000. Kos keluarga dengan harga segitu kondisinya memperihatinkan. Akhirnya saya bilang ke istri untuk menyewa kosan putri dan saya gelandang, tinggal di teras masjid. Mau beli makan pun enggak ada (uang). Sedangkan yang masih ditelpon penagih utang," ungkapnya.  

Akhirnya untuk mengurangi utang dan memenuhi kebutuhan hidupnya, Hendra menjual bisnis laundry, cabang dan peralatan, yang menjadi satu-satunya sumber pemasukan. Ketika itu, dia hanya berpikir harus menjalani bisnis lagi, bukan bekerja di perusahaan karena gaji sebagai karyawan akan sulit untuk melunasi utang-utangnya yang besar. 

Kesempatan pun mulai terbuka setelah dia salat Asar. Dia membaca brosur soal pelatihan pembuatan sabun herbal untuk jamaah masjid tanpa dipungut biaya alias gratis.  Setelah mengikuti pelatihan sekitar seminggu, dia menggunakan sabun yang dibuatnya dan menjualnya. 

Awalnya, dia menjual dalam bentuk batangan, namun akhirnya mencoba untuk membuat dalam bentuk cair. Dia melakukan uji coba selama 11 bulan dan hasilnya sabun bentuk gel dalam botol. 

Sabun buatannya merupakan penemuan pertama, sehingga dia memegang hak paten sabun natural berbentuk gel atau pasta. Sabun itu awalnya tidak ada yang membeli, Namun satu bulan kemudian berhasil terjual 50 botol.  

Dalam 3-4 tahun perjalanan bisnis sabun herbalnya, kehidupan sehari-hari Hendra dan keluarga masih pas-pasan. Bahkan, dia sangat irit dalam mengeluarkan uang untuk makan. Dia hanya membeli nasi kucing (bungkus) Rp6.000 setiap hari untuk sarapan sekaligus makan siang.  

Seiring perjalanan waktu, kesempatan lebih baik mulai terbuka kembali. Dia mendapat informasi tentang lomba produk inovasi. Dia pun mengikuti lomba yang digelar di tingkat regional dan keluar sebagai pemenang pertama. Kemudian Hendra diutus mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam lomba serupa dan kembali menjadi juara I.  

Dari uang sebesar Rp50 juta yang didapat sebagai pemenang dan pinjaman tempat produksi standar BPOM di Technocamp, Hendra menggunakannya untuk mengurus izin produk dan renovasi tempat. 

Akan tetapi karena uangnya habis, dia terpaksa banting setir. Dari semula berniat membuat merek sendiri jadi membuat perusahaan manufaktur dengan menjual jasa tempat memproduksi skincare. 

Dari usaha ini dia mendapat order puluhan ribu botol. Jerih payahnya mulai menunjukkan hasil, di mana dia berhasil melunasi utang-utangnya. Namun tak lama Covid-19 melanda Indonesia. Usahanya sempat berhenti dan terpaksa merumahkan karyawan.   

Tetapi pada September 2020, pesanan kembali datang. Handra kembali mempekerjakan karyawannya sekaligus membayar gaji mereka yang tertunda selama beberapa bulan. Sekarang bisnisnya kembali lancar. Produk facial wash herbalnya di bawah payung Salina Herbal pun sudah dikenal. 

"Alhamdulilah dari gelandangan yang enggak bisa beli makan, kemudian bisa bayar utang Rp2,2 miliar,” ucap Hendra. Dia mengaku tidak membayangkan  usaha yang dirintisnya bakal sukses sampai sekaranya.

“Enggak kebayang tapi dengan terus menjalani proses sampai ke titik ini sekarang punya pabrik Skincare. Dari bawa baju satu tas, sampai punya mesin, peralatan ratusan juta hingga aset ratusan juta. Ini di luar dugaan saya," ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut