Komunitas Difabel: 10 Tahun Memimpin, Ganjar Telah Menciptakan Inklusifitas di Jateng

"Harapannya sih tentunya Pak Ganjar terus maju untuk menjadi calon presiden Republik Indonesia karena dari beliau kami belajar banyak bagaimana beliau itu bisa memanusiakan manusia. Sehingga harapan ke depannya dengan menjadi Presiden Indonesia, beliau punya pengalaman yang cukup lama menjadi pemimpin daerah sebagai gubernur itu tentunya sudah menjadi bekal untuk memimpin Indonesia yang lebih maju," kata Noviana.
Ganjar Pranowo yang juga Bacapres Partai Perindo itu mengatakan, perkenalan dengan teman-teman disabilitas itu sudah berlangsung cukup lama. Pertemuan yang dilakukan juga cukup intens. Bahkan ia mengaku belajar banyak dari komunitas difabel dan teman-teman penyandang disabilitas dalam upaya membangun inklusifitas.
"Tadi kita lihat anak-anak perform, Kiki ini hebat ya. Jadi Kiki ini salah satu yang sangat aktif di sana. Jadi betapa apa yang menjadi gagasan dan ide mereka termasuk harapan mereka bisa diberikan kepada pemerintah dan ditransformasikan menjadi kebijakan publik. Jadi membangun lebih banyak inklusifitas dan kemudian mereka bisa mendapatkan hak-haknya," katanya.
Ganjar berterima kasih karena selama sepuluh tahun sudah berkontribusi tentang inklusifitas yang makin hari makin bisa didengarkan dan dilaksanakan. Ia paham bahwa apa yang dilakukan selama ini belum sempurna semuanya tetapi sejauh ini sudah bersama menapaki perubahan dan semua makin tahu apa itu inklusif.
"Apa sih yang diharapkan, hanya satu kok. Kesetaraan. Maka kami senang setiap kami akan menyusun RAPBD terus kemudian kita Musrenbang mereka selalu hadir. Jadi kita belajar dari mereka," ungkapnya.
Sementara itu, Faradila Ramadani dari Komunitas Sahabat Difabel Semarang, menyampaikan apa yang dilakukan Ganjar Pranowo selama ini di Jawa Tengah sudah bagus sekali. Inklusifnya sudah mulai terbangun dan terus berkembang.
"Harapannya untuk Pak Ganjar kalau misalnya jadi beneran, bisa memajukan Indonesia lebih inklusif. Terutama untuk bidang pendidikannya karena saya melihat untuk difabel ini pendidikan masih minim inklusif," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni