Korsel dan UEA Dukung Kota Lama Semarang jadi Kota Pusaka Warisan Dunia
SEMARANG, iNews.id – Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) mendukung agar Kota Lama Semarang disetujui UNESCO sebagai Kota Pusaka Warisan Dunia. Dukungan tersebut akan diwujudkan dalam deklarasi di Kota Semarang.
Pada kegiatan yang rencananya digelar tahun 2023 itu, perwakilan dari Korea Selatan (Korsel) dan Uni Emirat Arab (UEA) akan hadir. Di dunia internasional ada persaingan tinggi untuk suatu kawasan ditetapkan sebagai Kota Pusaka Warisan Dunia. Salah satunya, akan mendapatkan keistimewaan tertentu.
“Contoh Rakernas ke-9 JKPI kemarin di Palembang, kita lihat delegasi dari Korea Selatan dan Uni Emirat Arab ikut hadir, dan insya Allah tahun depan mereka akan siap hadir, karena mereka ingin meniru apa yang kita lakukan di Indonesia, khususnya di Kota Semarang. Apa yang kita lakukan, diapresiasi UNESCO dan dunia internasional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang R. Wing Wiyarso Poespojoedho, Sabtu (12/11/2022).
Proses pengusulan Kota Lama Semarang sebagai Kota Pusaka Warisan Dunia, disebutnya, sudah dimulai sejak 10 tahun lalu. Proses itu sempat terhenti salah satunya karena terjadi pandemi Covid-19.
Tahun ini, pihaknya sudah berkomunikasi lagi dengan JKPI dan UNESCO. Deklarasi nantinya oleh JKPI itu disebutnya sebagai tahapan untuk mencapai penetapan itu. Deklarasinya tentu saja dilakukan oleh jaringan kota/kabupaten Indonesia yang tergabung dalam JKPI.
Teknis untuk memperoleh penetapan dari UNESCO itu mulai dari tahapan proposal, tentu dikaji secara ilmiah. Di antaranya meliputi sisi sejarah hingga otentifikasinya. Beberapa kali, kata dia, pihaknya terus melakukan koreksi dan perbaikan untuk kemudian diusulkan kembali.
“Alhamdulillah dari pihak UNESCO datang ke Kota Semarang melihat, mereka melakukan verifikasi secara diam-diam,” katanya.
Pihaknya, kata dia, ingin segera memperoleh penetapan itu. Salah satunya, agar tidak tertinggal dengan wilayah lain, misalnya Solo yang mempunyai keraton atau di Bali yang punya pantai dan alam yang indah.
Editor: Ahmad Antoni