Mahasiswa Pertanian UNS Sulap Sisa Jambu Mete Menjadi Abon

SOLO, iNews.id-Mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil memanfaatkan jambu mete menjadi abon. Mereka semula melakukan penelitian terkait pemanfaatan sisa jambu mete agar bernilai ekonomis bagi petani.
Mahasiswa FP UNS yang melakukan penelitian adalah Alfian Khamal Mustafa, Muhammad Aziz Nurdiyanto, Riyadhul Badi'ah, Suci Ayu Rohayati, dan Uswatun Hasanah. “Jambu mete selalu menyisakan limbah berupa buah semu jambu mete yang cukup banyak,” kata Alfian, Senin (21/12/2020).
Banyaknya jambu mete yang terbuang dan jatuh, menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal limbah jambu mete memiliki potensi pada industri makanan, namun kurang dimanfaatkan secara optimal karena rasanya yang sepet dan gatal.
Buah semu jambu mete apabila diolah secara baik dan tepat, dapat menghasilkan produk makanan seperti manisan, abon, sirup, dan masih banyak lagi. “Penelitian kami mempelajari proses pengolahan buah semu jambu mete yang tidak termanfaatkan menjadi abon,” ujarnya.
Pengolahan buah semu jambu mete juga sebagai upaya zero waste jambu mete dengan mengolahnya menjadi abon. Adapun caranya dibagi ke dalam beberapa tahap yakni pengolahan jambu mete dan pengolahan abon.
Tahap pengolahan dimulai dari mempersiapkan jambu mete lalu memotongnya menjadi beberapa potongan. Potongan jambu mete akan direndam menggunakan air yang ditambahkan garam dan metabisulfid selama 15 menit untuk meminimalisir rasa sepet.
Tahap pengolahan abon dimulai dari sesudah jambu mete direndam dengan natrium metabisulfid dan garam, yaitu menghancurkan tekstur jambu mete dengan cara menyuir daging jambu mete.
Setelah itu, menyiapkan bumbu-bumbu yang terdiri dari cabai, gula, garam, bawang putih dan bawang merah kemudian dihancurkan. Setelah dihancurkan, bumbu kemudian ditumis bersama jambu mete sampai kesat dan kering.
Setelah selesai dimasak, untuk memasarkannya abon perlu dikemas terlebih dahulu. Setelah proses selesai, abon jambu mete dikemas menggunakan toples bundar yang dapat dipakai kembali.
Alasan menggunakan toples agar barang yang diberikan kepada konsumen dapat digunakan kembali untuk kebutuhan yang lain. “Tidak hanya sekali pakai, sehingga akan meminimalisir pertambahan jumlah sampah akibat produk kami,” ucap Alfian.
Hasil hasil survei yang mereka lakukan, produk abon jamet (jambu mete) akan dipasarkan dengan varian rasa manis original dan pedas berlevel sesuai. Harganya Rp20.000/kemasan 100 gram. Pemasaran abon dilakukan secara daring dengan sistem open pre order.
Editor: Ary Wahyu Wibowo