Makan Lumpia, Tentara AS: Rasanya Sangat Enak, Mantab, dan Unik

SEMARANG, iNews.id – Makanan lumpia tentu sudah tak asing di lidah masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah. Tapi bagaimana jika yang menikmati Lumpia itu warga negara asing (WNA), tentu rasanya juga sangat asing.

Hal itu telah dirasakan oleh tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Security Force Assitance Brigade (SFAB). Momen makan lumpia saat mereka dijamu di markas Yonif Raider 400/BR.

Baca Juga

HUT ke-76 TNI, Ini Momen Mesra Pangdam IV/Diponegoro Suapi Kue Kapolda Jateng

Kehadiran US Army di markas Banteng Raiders guna melaksanakan kegiatan latihan bersama MTT SFAB Gel-3 US Army-Indonesia Army selama dua minggu, tanggal 4-17 Oktober 2021.

Salah seorang personel SFAB, Styler mengatakan bahwa makanan lumpia sangat enak meski dirinya baru kali pertama makan makanan yang berisi berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang.

Baca Juga

Serbuan Brimob dan Polda Jateng Bikin Terkejut Komandan Yonif Raider 400/BR

“It’s really very good, because firstly i’m try Lumpia. It’s so delicious, very good and unique taste (Sangat enak, karena baru pertama kali saya mencoba makan lumpia. Rasanya sangat enak, mantab, dan rasanya unik,” kata Styler, Selasa (5/10/2021).

Baca Juga

Masuk Markas Banteng Raiders, Tentara AS Disambut Tari Gambyong

Selain lumpia, mereka juga disuguhi minuman es dawet ayu yang merupakan minuman khas dari Banjarnegara. Para personel SFAB tampak begitu menikmati menu-menu kuliner khas berbagai daerah di Jawa Tengah yang disajikan selama mereka mengikuti latihan bersama.

Sebagai informasi, materi latihan bersama MTT SFAB Gel-3 US Army-Indonesia Army meliputi  teknik pertempuran gedung, teknik penggunaan senjata, teknik turun dari ketinggian dan lainnya.

Baca Juga

Banteng Raiders, Pasukan Pemukul Kodam IV/ Diponegoro yang Disegani Kawan maupun Lawan

Selain materi teknik, tentara Amerika Serikat itu juga diperkenalkan beragam kesenian tradisional Jawa Tengah.

Kapten Eric Cannon sangat terkesan setelah berada di Yonif Raider 400/BR, karena diperkenalkan seluruh kesenian dan kuliner yang ada di Jawa Tengah.

Editor: Ahmad Antoni