Mendesak, Kebutuhan Relawan Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Covid di Salatiga
SALATIGA, iNews.id – Pembentukan tim relawan pemulasaraan dan pemakaman jenazah warga yang terpapar Covid-19 di Kota Salatiga mendesak dilakukan. Ini untuk mengantisipasi jika terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
"Saat ini sangat penting untuk membentuk tim pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19. Selain untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan angka kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, juga untuk penanganan jika ada isoman (isolasi mandiri) yang meninggal," kata Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit, Jumat (9/7/2021).
Menurutnya, petugas pemulasaraan jenazah di RSUD hanya ada 15 orang. Itu pun dibagi sif kerja. "Bagaimana jika ada lonjakan, tentu ini harus diantisipasi. Karena itu, pembentukan tim relawan pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19 mendesak dilakukan," katanya.
Dia meminta pemerintah untuk menyiapkan skenario kontijensi yang jelas. Bagaimana sikap dan kebijakan pemerintah di semua sektor. “Menyikapi ekonomi seperti apa? Kemudian aktivitas soisal budaya, jika ada yang meninggal bagaimana proses warga yang hendak takziah? Itu semua harus clear dan terfasilitasi oleh pemerintah,” ujar politisi dari PDI Perjuangan ini.
Di sisi lain, dia berharap jika pemerintah membackup warga yang melakukan isolasi mandiri. Kebutuhan pokok berupa pangan harus tercukupi. “Saat ini ada ribuan warga yang melakukan isolasi mandiri. Bagaimana cara memberikan sembako, vitamin dan obat-obatan kepada mereka tetap tercukupi sampai selesai masa isolasi,” ujar Dance.
Sementara itu, usulan Ketua DPRD Salatiga dipenuhi oleh Pemkot Salatiga yang langsung mengadakan pelatihan pemulasaraan jenazah terpapar Covid-19. Pelatihan diberikan sebagai antisipasi bila terjadi lonjakan kasus meninggal karena Covid-19.
Kabid Kawasan Permukiman DPKP Kota Salatiga Hengky Aryo Alfianto mengatakan jika petugas minimal dua orang yang melakukan pemulasaraan, tapi kalau yang meninggal berbadan besar tentu harus menyesuaikan. Sedangkan yang melaksanakan pemakaman bisa enam orang lebih.
“Yang meninggal di rumah karena isoman, kita beri bantuan peti, APD, mori, sabun, cotton bud, shampo, dan non muslim kita tambah bantal dan guling kecil. Kalau ada di masyarakat yang meninggal karena dimungkinkan covid-19 ajukan bantuan,” kata Hengky.
“Tapi Kalau meninggal di RSUD kita menerima sudah rapi dalam peti. 1 peti mati kami berikan 10 APD, asumsinya 2 untuk yang memandikan, dan 8 untuk yang menguburkan,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni