REMBANG, iNews.id – Isu mengurus izin pentas kesenian harus mengeluarkan biaya Rp5-Rp6 juta merebak di wilayah Rembang, Jawa Tengah (Jateng). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Rembang pun langsung angkat bicara.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar, Purwono menegaskan, kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Dia mengaku kali pertama menerima informasi pungutan uang jutaan rupiah untuk mengurus izin pentas pertunjukan seni/budaya dari seorang warga.

TKI yang Unggah Video Muka Lebam Bekas Dianiaya Dievakuasi dari Rumah Majikan
Dia langsung menelusuri ke pelaku seni maupun warga yang mengadakan pentas keramaian. Sejauh ini, mereka tidak sampai merogoh kocek sebesar itu.
“Kalau ada pentas, saya kunjungi. Saya tanya-tanya soal pungutan, kok belum dapat info valid, “ ujar Purwono, Senin (7/9/2020).

Cerita Para Pelaku Usaha Bertahan di Tengan Covid-19: Awal Pandemi Kami Menangis
Purwono memastikan dari Disbudpar tidak pernah memungut biaya apapun. Ketika bertanya ke sejumlah polsek di Rembang pun juga tidak menemukan tarif mengurus izin pentas sampai jutaan rupiah. Dia menduga ada pihak-pihak yang kebetulan berseberangan dengan kepala desa di suatu wilayah sehingga sengaja mengembuskan isu tersebut.
“Isunya menyebut ngurus izin pentas mahal, masyarakat yang menelan mentah kabar itu, akhirnya ya sudah nggak usah nanggap. Padahal ini dilontarkan segelintir orang saja, untuk motif yang nggak bener, “ kata Purwono.

TKI Arab Saudi asal Pemalang Upload Video Muka Lebam Diduga Dianiaya
Dia menerangkan, kemudahan izin pentas antarkecamatan saat ini belum bisa disamaratakan. Mengingat sebaran Covid-19 tiap kecamatan berbeda-beda.
“Kalau di kecamatan A, ada warga yang terpapar Covid-19, biasanya pak Camat, pak Kapolsek, pak Danramil yang tergabung di gugus tugas kecamatan belum membolehkan. Kalau ada apa-apa, panitia pelaksana pentas harus tanggung jawab penuh, “ ujarnya.
Menurutnya, perlahan-lahan pentas keramaian di Kabupaten Rembang sudah mulai pulih kembali, setelah lama vakum akibat pandemi Covid-19.
“Yang penting protokol kesehatan dijalankan. Kita bareng-bareng lah antisipasi," katanya.
Editor: Nani Suherni













