get app
inews
Aa Text
Read Next : Polisi Ungkap Detik-Detik Mahasiswa Unud Lompat dari Lantai 4 Gedung FISIP

Minta Maaf, Undip-RSUP Kariadi Akui Bullying Kasus Kematian dr Aulia Risma

Jumat, 13 September 2024 - 20:41:00 WIB
Minta Maaf, Undip-RSUP Kariadi Akui Bullying Kasus Kematian dr Aulia Risma
Fakultas Kedokteran Undip Semarang akhirnya mengakui terjadi bullying dalam kasus kematian dokter PPDS Anestesi Undip dr Aulia Risma. (Foto: MPI)

SEMARANG, iNews.id – Kasus kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Undip Semarang yang diduga korban bullying atau perundungan akhirnya terungkap. 

Hal ini setelah pihak kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan RSUP dokter Kariadi mengakui adanya bullying atau perundungan di lingkungan PPDS Anestesi yang mengakibatkan dokter Aulia meninggal dunia.

Kasus tersebut mendapat sorotan publik hingga membuat kemenkes, pihak kepolisian hingga DPR turun tangan untuk membuka tabir gelap kasus tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi internal ditemukan sejumlah bentuk bullying dalam sistem PPDS Anestesi. 

“Karena itu, saya mewakili Undip meminta maaf kepada keluarga dokter Aulia Risma Lestari, masyarakat, kemenkes, kemendikbud ristek atas kegaduhan yang selama ini terjadi di dunia pendidikan dokter spesialis,” kata Yan di Undip, Jumat (13/9/2024).

Yan memohon dukungan pemerintah agar Undip bisa melanjutkan proses PPDS Anestesi di RSUP dokter Kariadi. Sebab, praktik langsung di rumah sakit sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dan mengasah keterampilan para calon dokter spesialis.

Pungutan Senior

Yan Wisnu Prajoko pun mengungkapkan, terjadi pungutan berupa iuran Rp20 juta hingga Rp40 juta.

Pungutan dibebankan kepada mahasiswa baru, waktunya selama 6 bulan atau 1 semester. Dia mengatakan pungutan disebabkan kesalahan sistem kerja yang berat, pungutan dari para junior digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri termasuk para senior mereka selama menjalani PPDS di RSUP dr Kariadi.  

“Untuk gotong royong konsumsi, tapi nanti ketika sudah semester 2 (tidak lagi), gantian yang semester 1 (yang iuran), terus begitu,” kata dr Yan Wisnu.

Uang itu, selain digunakan untuk makan, ternyata juga digunakan untuk membayar operasional lainnya, mulai dari bayar kos di dekat RSUP dr Kariadi hingga sewa mobil. Mereka yang iuran berasal dari 7 hingga 11 mahasiswa semester 1.  

“Mereka menyampaikan ke tim investigasi seperti itu, temuan yang signifikan itu,” ujarnya.

Dia mengakui iuran terbesar ada di prodi anestesi. Di prodi lain, ada iuran seperti itu namun tidak sebesar di anestesi. Dia menjelaskan, apa pun alasannya iuran itu, pungutan seperti itu tidak bisa dibenarkan.

“Saya sampaikan, di balik rasionalisasi apapun orang luar melihatnya kurang tepat. Jadi perundungan tidak selalu penyiksaan, tetapi by operationalnya ya, konsekuensi dari pekerjaan mereka,” tandas Yan Wisnu.  

Hal sama juga dikatakan Direktur Layanan Operasional RSUP dokter Kariadi, Mahabara. Dia mengakui adanya peristiwa bullying terhadap almarhumah dr Aulia Risma. 

Kedua pihak pun meminta maaf dan berkomitmen akan melakukan pembenahan sistem pendidikan di internal masing-masing. Undip dan RSUP Kariadi juga mempercayakan hasil penyelidikan kepada Polda Jawa Tengah.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut