get app
inews
Aa Text
Read Next : Pembunuh Guru SD yang Nyambi Driver Taksi Online di Brebes Ditangkap, Warga asal Tegal

Miris, Sekeluarga di Brebes Ini Hidup Menjadi Pemulung

Jumat, 07 Januari 2022 - 14:49:00 WIB
Miris, Sekeluarga di Brebes Ini Hidup Menjadi Pemulung
Muhammad Ainu Rofiq, bocah berusia tujuh tahun di Kabupaten Brebes yang menjadi pemulung. Foto: iNews/Yunibar.

BREBES, iNews.id Satu keluarga di Kabupaten Brebes hidup menjadi pemulung. Keluarga yang terdiri atas nenek, ibu dan tiga anak tersebut,  selama ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Muhammad Ainu Rofiq, bocah berusia tujuh tahun di Kabupaten Brebes tak bisa menikmati masa kecil untuk bermain layaknya anak seusianya. Ia harus menjadi penopang ekonomi keluarga dengan menjadi pemulung. Bahkan Rofiq belum mengenyam bangku sekolah dasar karena keterbatasan biaya.

Ainu Rofiq tinggal bersama nenek, ibu dan dua adiknya yang tak jauh dari kantor Bupati Brebes. Mereka tinggal di Kelurahan Brebes atau sekitar 200 meter di belakang kantor bupati. Sementara ayah Rofiq, Supriyandi (31) merantau ke Jakarta. Namun selama setahun ini tak kunjung pulang dan tanpa kabar. 

Rofiq setiap hari harus mengais rezeki dengan memunguti barang bekas di wilayah Kota Brebes. Ibunya, April Triana (27) tak bisa banyak membantu anak pertamanya. 

“Saya harus mengurus dua adik Ainu Rofiq. Ahmad Jagat Satria yang baru berusia 4 tahun dan Rizki Ramadhan yang masih berusia 9 bulan,” kata April Triana, Jumat (7/1/2022). 

Keluarga ini tinggal di rumah petak berukuran 4x7 meter persegi. Rumah sering terendam banjir saat turun hujan. Mereka bahkan berharap tidak sering hujan karena harus menahan hawa dingin dan tidak bisa tidur nyenyak. Ironisnya sampai sekarang mereka belum mendapatkan bantuan apapun. 

Ainu Rofiq tahun ini sudah masuk usia sekolah. Namun ia kebingungan karena tak memiliki biaya untuk mendaftarkan anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, kadang sering mengalami kekurangan. 

Ketua RW setempat, Baidowi mengaku miris melihat kondisi keluarga miskin tersebut. Semua anggota keluarga, baik nenek, anak dan cucunya yang masih kecil harus menjadi pemulung dengan memunguti barang bekas yang kemudian dijual. 

“Mereka memulung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,” kata Baidowi. 

Penghasilan dari memulung hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Ibunda Rofiq berharap mendapat bantuan dari pemerintah atau dermawan. Dengan demikian, anaknya bisa mengenyam bangku sekolah seperti anak anak seusianya. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut