get app
inews
Aa Text
Read Next : Tragis! Pesepeda Tewas Tertabrak Kereta Api Argo Anjasmoro di Grobogan

Nikmatnya Kuliner Nasi Pagar Khas Grobogan, Terancam Punah Tergusur Zaman

Jumat, 04 Juni 2021 - 14:36:00 WIB
Nikmatnya Kuliner Nasi Pagar Khas Grobogan, Terancam Punah Tergusur Zaman
Warga saat menikmati kuliner nasi pagar di pinggir jalan raya Desa/Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Foto: iNews/Rustaman Nusantara.

GROBOGAN, iNews.id Kuliner nasi pagar menjadi salah satu makanan khas Kabupaten Grobogan.  Namanya melegenda dengan ciri khas penjualnya menggelar dagangan di depan pagar rumah warga yang ada di pinggir jalan raya. 

Kuliner nasi pagar dapat dijumpai di pinggir jalan raya Desa/Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Setiap pagi para pedagang nasi pagar yang mayoritas sudah lanjut usia, cukup sibuk melayani para pembeli yang tengah mengantre untuk membeli. 

Para penjual berderet sepanjang sekitar 100 meter di  pinggir Jalan Godong menuju arah Kabupaten Boyolali. Mereka berjualan di depan pagar rumah warga yang menjadi salah salah satu ciri dari nama nasi pagar. 

Nasi pagar diambil dari aktivitas warga yang dahulu selalu menanam daun-daunan hijau yang dipakai untuk memasak serta membuat kudapan. 

Kuliner legendaris khas Desa Godong nyaris punah karena banyak generasi penerus yang enggan untuk melanjutkan. Mbah Sukarti (65) penjual nasi pagar mengaku sudah berjualan sejak 45 tahun lalu. Ilmu membuat racikan bumbu nasi pagar diperoleh secara turun temurun. 

 “Yang yang menjadi ciri khas utama dalam cita rasa nasi pagar adalah bumbu garam goreng,” kata Mbah Sukarti. 

Bumbu terbuat dari garam grosok yang dicampur dengan parutan kelapa, kemudian digoreng tanpa menggunakan minyak goreng. Rasanya yang dihasilkan adalah asin dan gurih. 

Bumbu garam goreng kemudian ditaburkan di atas nasi yang sudah dicampur dengan sambal pecel, racikan daun singkong dan sayuran lain yang biasa merambat di pagar kebun. 

Setiap kali berjualan, Mbah Sukarti bisa menghabiskan 5 kilogram beras dan hari libur mencapai 10 kilogram. Harga yang ditawarkan sangat murah, karena untuk satu bungkus hanya Rp3.000 atau Rp5.000 untuk nasi pagar plus lauk dan teh hangat. 

Para  pembeli diberi dua pilihan tergantung selera, yakni nasi lontong atau nasi yang dimasak biasa. Saat pandemi Covid-19, pedagang mengeluh berkurangnya minat pembeli. Bahkan jumlah pembeli anjlok hingga 50 persen mengingat selama ini yang datang banyak dari warga luar Kabupaten Grobogan. 

Seperti Demak dan Boyolali. Supanyo, warga Desa Godong mengaku setiap pagi memilih makan nasi pagar buatan Mbah Sukarti karena cita rasanya sudah teruji kenikmatannya. Selain itu harganya sangat terjangkau. 

Tak jauh berbeda diungkapkan Ipeh, warga Wirosari, Grobogan yang setiap pagi melintasi Desa godong.  Dirinya menyempatkan diri sarapan nasi pagar. Ia juga memesan beberapa bungkus nasi pagar untuk dibawa ke tempat kerja. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut