Pangdam IV/Diponegoro: TNI Menolak Tegas Intoleransi

SEMARANG, iNews.id – Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto mengatakan TNI menolak tegas intoleransi. Karena salah satu tugas utama TNI yakni mempertahankan kedaulatan negara.
Menurutnya, sikap toleransi juga sudah menjadi darah daging di dalam tubuh TNI sejak dilahirkan. Terbukti dengan keanekaragaman agama, suku, ras, maupun golongan yang ada dalam setiap prajurit.
Bentuk penghormatan TNI terhadap pluralitas salah satunya dengan adanya kebijakan baru KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman yakni merekrut TNI melalui santri dan lintas agama.
Pangdam mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya wilayah Jateng agar bersama-sama menjaga keberagaman yang ada di Indonesia dan sudah menjadi perintah Tuhan YME untuk saling menghormati satu sama lain.
“Mari kita bersatu padu mengikrarkan hubungan baik sesama manusia sebab kebhinnekaan adalah kekayaan dan modal utama dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Together we can” kata Pangdam dalam talkshow di Kafe Wiratama, Watugong, Semarang, Kamis (27/1/2022).
Kepala Badan Kesbangpol Jateng Haerudin menyebutkan, saat ini indeks toleransi untuk wilayah Jateng yakni 75,5 persen dan masih diatas rata-rata dari standart nasional yakni 6,9 persen. Namun hal tersebut masih terus dibenahi untuk mencapai angka 100 persen.
Sesuai dengan misi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, membangun masyarakat Jateng yang religius, toleran dan guyub untuk menjaga NKRI, penguatan rasa toleransi antar umat beragama dan saling bersilaturahmi juga menjadi hal yang utama dalam mengantisipasi diskriminasi SARA.
“Alhamdulillah segala bentuk perselisihan yang ada di Jateng masih dapat diselesaikan dengan cara musyawarah,” katanya.
Tokoh Tionghoa Haryanto Halim mengungkapkan salah satu cara untuk menjaga kebhinekaan yang ada di Indonesia yaitu dengan memberikan pengajaran kepada generasi penerus tentang arti saling menghormati, membangun kebersamaandan meminimalkan perbedaan
Habib Husein Ba’agil mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan merupakan suatu berkah dapat tinggal di Indonesia.
Kepada seluruh umat beragama di Indonesia, Habib berpesan agar mengutamakan stabilitas diatas kepentingan lainnya dan jangan menggunakan agama untuk kepentingan sektoral.
“Kamu tidak boleh mencampur adukkan agamamu dengan agama orang lain sebab akidah menjadi indah apabila mereka saling menghormati dan saling menghargai,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni