Pembelajaran Tatap Muka di Rembang, Pedagang Sekitar Sekolah Sepi Pembeli

REMBANG, iNews.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) yang mulai digelar di Kabupaten Rembang belum berdampak positif terhadap warga yang berjualan di sekitar sekolah. Mereka masih sepi pembeli imbas penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Pedagang sekitar SD di Kecamatan Sulang, Setya Murti mengaku siswa sudah masuk sekolah. Namun jarang membeli jajan karena tidak ada waktu istirahat. Ketika siswa masuk sekolah, mereka sudah memakai masker dan dilarang berkerumun.
“Jam belajar dibatasi, sehingga mereka langsung pulang dengan dijemput orang tuanya masing-masing,“ kata Setya Murti, Selasa (24/8/2021).
Meski demikian, dirinya tetap berjualan karena sekitar 1,5 tahun telah menganggur menyusul penerapan pembelajaran online akibat pandemi Covid-19.
“Selakunya saja, waktu nganggur di rumah paling ya cuma momong anak. Jadi setelah siswa masuk ya langsung jualan, “ katanya.
Sebelum pandemi, dirinya sehari bisa memperoleh penghasilan kotor sekitar Rp350.000. Setelah pembelajaran tatap muka terbatas, pendapatannya hanya Rp70.000 per hari. Dia berharap kondisi lekas normal dan sekolah dibuka seperti biasa.
Hal senada diungkapkan Yuniarti, pedagang kantin sekolah di Kecamatan Lasem. Ia juga memilih langsung berjualan karena lama menganggur. Selama PTM terbatas, siswa jarang sekali mendatangi lapak dagangannya karena ada larangan sekolah. Bahkan siswa diminta membawa bekal makanan dari rumah.
“Mau bagaimana lagi, kami pedagang kecil ya pasrah saja dengan situasi sekarang,” ucap Yuniarti.
Jika mengacu Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang, dicantumkan bahwa selama pembelajaran tatap muka terbatas, dilarang adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti kantin, olahraga dan ekstra kurikuler.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Rembang, Mardi menekankan ketentuan tersebut untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
“Soalnya pandemi belum usai,” katanya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo