Pembunuh Prajurit TNI di Wonosobo Ditangkap saat Sembunyi di Rumah Kosong
JAKARTA, iNews.id – Pelaku pembunuhan Serda RS, prajurit TNI Kodim 0707 Wonosobo ditangkap tim gabungan saat sembunyi di rumah kosong Dusun Sumpit, Desa Kepil, Kecamatan Kepil, Senin (15/9/2025). Pelaku Iwan (35) bersama perempuan yang diduga pacarnya tak berkutik saat disergap petugas.
Detik-detik penangkapan Iwan terekam video amatir warga hingga viral di media sosial setelah diunggah akun @Info Jateng. “Tersangka pembacokanggota TNI beberapa hari lalu sudah tertanggak di Wonosobo,” tulis @Jateng_twit dilihat iNews, Senin (15/9/2025).
Kapolres Wonosobo, AKBP Kasim Akbar Bantilan mengatakan, pelaku penusukan anggota TNI tersebut sudah ditangkap. “Pelaku penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia sudah diamankan. Kita akan proses sesuai hukum yang berlaku,” katanya kepada awak media.
Diketahui, Iwan, warga Sedayu, Kecamatan Sepuran, Wonosobo itu merupakan residivis yang baru keluar dari penjara. Insiden berdarah itu terjadi di Resto Shaka, Desa Jolontoro, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (13/9/2025) malam.
Kronologi prajurit TNI tewas dibacok ini bermula saat korban berinisial Serda RS datang ke Resto Shaka. Dia datang untuk makan malam usai menjalankan tugas
Ketika itu korban mendengar keributan antara seorang pengunjung dengan petugas resto. Sebagai aparat, Serda RS berusaha menengahi dan mengarahkan pengunjung berinisial I ke area parkir. Situasi mendadak berubah ketika pelaku mengambil senjata tajam dari mobilnya.
Serda RS yang mengalami luka parah sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak tertolong. "Korban dinyatakan meninggal dunia usai dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu dini hari," ucapnya.
Jenazah Serda RS yang merupakan warga Jambusari, Kertek telah dimakamkan secara militer di Tempat Pemakaman Umum Kertek, Wonosobo. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dengan pengawalan penuh dari rekan sejawat TNI.
Di lokasi kejadian, suasana sempat memanas. Warga yang marah merusak resto dan membakar ban di depan bangunan sebagai bentuk protes atas insiden yang merenggut nyawa seorang prajurit TNI.
Editor: Kastolani Marzuki