get app
inews
Aa Text
Read Next : Menahan Tangis, Ratu Keraton Agung Sejagat Ngaku Kangen Anak

Pengamat Sebut Kemunculan Keraton Baru karena Kekecewaan Masyarakat

Kamis, 23 Januari 2020 - 10:33:00 WIB
Pengamat Sebut Kemunculan Keraton Baru karena Kekecewaan Masyarakat
Prajurit Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Juru tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo (Foto: Istimewa)

SOLO, iNews.id - Setelah kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, beberapa keraton baru di wilayah Jawa Tengah mulai terbongkar. Fenomena ini dinilai pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi saat ini.

Pengamat Sosial UNS Tunjung Sutirto mengatakan, munculnya keraton baru seperti Keraton Jipang Panolar di Blora mengulang kondisi yang pernah muncul di awal permulaan abad ke 19.

Dia menjelaskan, saat itu gerakan sosial sebagai bentuk protes masyarakat terhadap rezim kolonial diwujudkan dengan mendirikan sebuah kerajaan.

BACA JUGA: TNI Gadungan di Pekalongan Perdaya Perempuan selama 7 Tahun

"Gerakan semacam itu di dalam sejarah disebut sebagai suatu gerakan milenarisme, mengharap hadirnya masa keemasan. Entah itu zaman keemasan, yang digambarkan terjadi pada era Majapahit atau pada era sebelumnya," kata Tunjung di Solo, Rabu (22/1/2020).

Tunjung menerangkan, gerakan ini dalam waktu singkat mampu mendapatkan pengikut cukup banyak. Keberhasilan gerakan dinilai karena ketidaknyaman masyarakat terhadap kondisi saat ini.

"Kita menjadi terheran-heran, ketika muncul kerajaan-kerajaan seperti ini kenapa pemerintah sepertinya gagal memahami satu fenomena sosial yang terjadi di masyarakat," ujarnya.

Dia menilai, seharusnya badan intelijen negara sudah mengungkap keberadaan mereka sebelum viral di media sosial. Melihat jumlah pengikut keraton-keraton baru ini bukan lagi puluhan tapi ratusan orang.

BACA JUGA: Menahan Tangis, Ratu Keraton Agung Sejagat Ngaku Kangen Anak

"Seharusnya, intelijen negara sudah bisa menangkap fenomena tersebut," ucapnya.

Tunjung berharap negara melibatkan para raja merumuskan pembangunan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat setempat. Dalam sejarah Indonesia belum ada sekalipun pemerintah melibatkan para raja dalam sebuah forum seperti Musrenbang.

"Surakarta saja yang mempunyai kerajaan yang masih ada, belum pernah sekalipun dalam sejarah rajanya dilibatkan dalam pertemuan, seperti Musrenbang," kata Tunjung.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut