Pengamat Sebut Mendag Salah Hitung Nilai Ekspor Sarang Burung Walet

SEMARANG, iNews.id - Pengamat Sarang Walet Indonesia, Erwin Hadinata mengatakan ada kekeliruan pada pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang menyebut harta karun Rp500 triliun dari sarang burung walet. Namun menurut perhitungannya, yang benar adalah Rp50 triliun.
“Dari perhitungan Mendag, kami merasa ada kekeliruan dalam perkalian yang dilontarkan Pak Lutfi. Dalam1 ton ada 1.000 kilogram, maka jika 2000 ton akan ada 2 juta kilogram. Jika harga per kilogram saja Rp25 juta, seharusnya 2.000.000 kilogram x Rp25 juta hasilnya Rp 50 triliun, bukan 500 Triliun kan? Coba saja hitung berkali-kali hasilnya tetap 50 Triliun,” kata Erwin, Kamis (4/2/2021).
Oleh sebab itu, ia berharap Mendag bisa melakukan koreksi ulang dari hasil perhitungan tersebut. Karena dari data karantina,berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), selama masa pandemi Covid-19, jumlah ekspor sarang burung wallet mencapai1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun.
“Terlihat jelas antara nilai dari Berantan dan pernyataan Mendag, seharusnya Mendag memiliki data yang akurat dan perhitungan yang baik sehingga tidak menyebabkan ada simpangsiur data lapangan dan pusat,” ujarnya.
Untuk diketahui, Mendag Muhammad Lutfi mengatakan bahwa sarang burung walet berpotensi mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat.
“Burung wallet ini adalah sesuatu yang sangat menarik, saya sudah laporkan sama Bapak Presiden karena saya bilang yakin pertumbuhan yang ditargetkan di RPJMN akan tercapai oleh Kementerian Perdagangan,” kata Lutfi.
Mendag menyebut, konon kabarnya 2.000 ton sarang burung walet dan 110 ton sudah terakreditasi dan sudah dijual langsung ke RRT.
“Harga tersebut kalau kita hitung 2.000 ton saja kali Rp 25 juta adalah Rp500 triliun artinya USD 3,5 miliar,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni