SEMARANG, iNews.id - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi kembali mengimbau kepada para pendukung Abu Bakar Baasyir (ABB) untuk tidak menimbulkan kerumunan saat penjemputan. Seperti diketahui, terpidana kasus terorisme ABB akan bebas dari Lapas Gunung Sindur Bogor pada Jumat (8/1/2021)
“Saya imbau kepada kelompok pendukung Abu Bakar Baasyir agar tak berkerumun pada saat penjemputan nanti. Mengingat angka Covid-19 yang belum kunjung turun,” kata Kapolda, Selasa (5/1/2021). "Siapapun apabila menciptakan kerumunan massa maka harus dibubarkan dengan dikasih pengertian terlebih dahulu," katanya.

Ini Persiapan Ponpes Ngruki Sukoharjo Sambut Ustaz Abu Bakar Baasyir
Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan tim gugus tugas yang terdiri dari TNI/Polri guna mengantisipasi dan menertibkan kerumunan massa pada saat penjemputan Abu Bakar Baasyir.

Jelang Abu Bakar Baasyir Bebas, Ini Persiapan Ponpes Ngruki Sukoharjo
Polda Jateng juga telah memberi sosialisasi kepada keluarga Abu Bakar Baasyir agar tak menciptakan pengumpulan massa pada saat penjemputan.
Terpisah, Sekretaris Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Muhammad Darwis kembali menegaskan bahwa tidak ada persiapan khusus untuk menyambut kepulangan Ustaz Abu Bakar Baasyir.

Abu Bakar Baasyir Bebas, DPR: Masih Perlu Pengawasan dari Jauh
Ia mengatakan, tak ada pembentukan panitia dalam menyambut kepulangan ustad Abu Bakar Baasyir. Pihak Ponpes hanya membentuk tim kecil saja untuk menyiapkan segala sesuatu terkait kedatangan Ustaz Abu.

Polda Jateng Antisipasi Kerumunan Penjemputan Kepulangan Abu Bakar Baasyir
"Tidak ada acara penyambutan, saya tidak ditugaskan untuk membentuk panitia penyambutan. Cuma tim kecil. Itupun untuk menyiapkan segala sesuatunya terkait kedatangan Ustaz Abu pada hari Jumat (8/1) saja," kata Darwis saat ditemui, Selasa (5/1/2021).
Menurutnya, begitu tiba di ponpes setelah perjalanan dari Jakarta via darat, Ustaz Abu langsung beristirahat di kediamannya. Rangkaian kegiatan baru dilakukan pada hari Sabtu (9/1/2021). Itu pun hanya bersifat internal di lingkungan ponpes dan beberapa tokoh masyarakat tertentu saja yang sudah diberi ID Card khusus.
Editor: Ahmad Antoni













