Pilot Nam Air Korban Sriwijaya Jatuh Asal Pekalongan, Kakak: Tiap Hari Video Call dengan Ayah

PEKALONGAN, iNews.id - Salah satu korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu adalah Didik Gunardi, merupakan pilot maskapai Nam Air yang akan mengambil pesawat di Pontianak. Dia adalah warga dusun Besimahan RT 11/RW 4, desa Srinahan, kecamatan Kesesi, kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Keluarga Didik di Pekalongan tampak shock begitu mendengar kabar kejadian yang memilukan tersebut. Suasana duka menyelimuti rumah keluarga crew maskapai Nam Air yang ikut dalam musibah tersebut. Puluhan warga berdatangan untuk memberikan dukungan moral dan berdoa yang terbaik.
Anak bungsu atau terakhir dari empat dari bersaudara dari roeslani (79 ) ini sudah lebih dari 5 tahun menjadi pilot Nam Air yang juga anak perusahaan Sriwijaya Air. Suasana duka terlihat di rumah ini. kerabat dan saudara mendatangi dan menyampaikan duka cita atas kejadian tersebut.
Inda Gunawan, kakak pertama korban, mengatakan mendapat kabar mengagetkan ini dari kerabatnya di Jakarta. "Kami mendapatkan informasi dari keluarga di Jakarta, awalnya tidak percaya karena adik saya itu Pilot Nam Air dan biasanya mengabarkan kalau terbang,” kata Idra, Minggu (10/1/2021).
“Hampir tiap hari beliau telpon atau video call dengan ayah saya. Bahkan sempat meminta ayah untuk ke Jakarta hari Rabu kemarin, namun karena kondisi Covid- 19 maka ditunda," katanya.
Ia menagatakan ,sampai sekarang masih berharap ada mukjizat dan diberikan yang terbaik untuk adik bungsunya itu. Ayahnya, Roeslani (79) mendapat firasat, sudah beberapa hari ingin ketemu putranya. “Sampai sekarang ayah kami, belum diberitau kejadian memilukan ini karena sudah tua dan sakit," ujarnya.
Korban selama ini dikenal baik dan ramah dengan lingkungan. "Dia juga dikenal jiwa sosialnya tinggi dan sering membantu jika ada lingkungan keluarga membutuhkannya, " kata Indra.
Didik Gunardi, sejak kecil memang bercita-cita menjadi pilot, dia sekolah pilot di New Zeland dengan biaya dari Merpati Air . "Dari SD sudah bercita-cita menjadi pilot dan terlaksana jadi pilot di Merpati Air . Karena Merpati Air tutup, pindah ke Nam Air sejak lebih dari lima tahun ini," katanya.
Dia bersama keluarga lain, berencana Minggu sore berangkat ke Jakarta, untuk mendapatkan informasi yang lengkap. "Jika ada kondisi terburuk diserahkan ke istri korban. Namun kami berharap adiknya akan dibawa ke kampung halamannya," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni