get app
inews
Aa Text
Read Next : Heboh! Polisi Tembak Mati Warga di OKU Sumsel, Diduga Perusak 2 Pos Lantas

Potret Memilukan Pemuda Gangguan Jiwa di Grobogan Rawat Paman yang Cacat Fisik

Jumat, 27 Oktober 2023 - 14:19:00 WIB
Potret Memilukan Pemuda Gangguan Jiwa di Grobogan Rawat Paman yang Cacat Fisik
Sunardi (35), pemuda gangguan jiwa merawat pamannya, Sukarno (48) yang mengalami cacat fisik. (Rustaman Nusantara)

GROBOGAN, iNews.id – Kehidupan memilukan dilakoni Sunardi (35), warga Desa Pilangpayung, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Pemuda yang mengalami gangguan jiwa itu harus merawat pamannya, Sukarno (48) yang mengalami cacat fisik sejak lahir.

Mirisnya, dia harus merawat sang paman di dalam gubuk bambu kecil berukuran 2 x1 meter.  Sunardi telah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil dan sudah beberapa kali dibawa orang tuanya ke rumah sakit dan alternatif, bahkan di ritual dengan mendatangkan pemain reog namun tidak kunjung sembuh.

Sunardi dan Sukarno tinggal di dua gubuk kecil di atas tanah warisan keluarga mereka ini setelah orang tua mereka meninggal dunia kurang lebih sepuluh tahun lalu. 

Meski hanya tinggal berdua, namun pemuda dengan gangguan kejiwaan ini lebih memilih tinggal di sebuah gubuk kecil yang kondisinya sudah parah lapuk dan berlubang ini. Meski demikian, dia selalu menyempatkan diri datang ke rumah kecil ini untuk membantu dan merawat pamannya.

Meski mengalami gangguan kejiwaan, namun Sunardi mampu melakukan aktivitas layaknya orang normal, seperti menjemur dan menyapu serta memijit tubuh pamannya.

Tetangga sekitar pun mengaku tidak khawatir jika Sunardi mengamuk hingga memukuli pamannya. Karena selama 10 tahun tinggal di gubuk kecil ini tidak pernah terjadi sesuatu yang yang tidak diinginkan.

Ngatiyem, tetangga yang bersebelahan dengan gubuk Sunardi dan Sukarno menjelaskan bahwa untuk bisa makan selama ini mereka hanya bisa mengandalkan belas kasihan orang lain.

“Hal itu karena kondisi kejiwaan Sunardi dan fisik Sukarno yang tidak memungkinkan untuk bekerja mencari nafkah sendiri,” katanya, Jumat (27/10).

Ngatiyem yang sehari-hari melihat adegan Sunardi yang merawat pamannya mengaku tidak tega dan sangat iba. “Karena itu saya sering menengok  dan memberikan makan setiap hari,” ujarnya. 

Sebelumnya kondisi rumah kecil Sukarno ini sangat memprihatinkan jika hujan deras air selalu masuk dan menggenangi dalam rumah sehingga tidak layak huni.

Warga kemudian bergotong-royong  merenovasi rumah Sukarno dengan dana yang diberikan oleh para donatur. Kini kondisi rumahnya sudah cukup nyaman meski sangat sederhana.

Untuk bisa makan sehari-hari, Sukarno bersama keponakannya ini hanya bisa mengandalkan belas kasihan orang lain. Beberapa warga sekitar selalu mengirim makanan dan diserahkan melalui jendela kecil ini.

Selain itu Sunardi selalu mendatangi rumah tetangga untuk meminta-minta dan kemudian dibawa pulang untuk dimakan bersama pamannya. Jika urusan dengan pamannya selesai, Sunardi kemudian keluar dan tidur di gubuk kecil yang tepat berada di depan rumah pamannya.

Sementara itu, aktivitas Sukarno kini hanya bisa terbaring sambil menikmati televisi di tempat tidur. Menurut Ngatiyem, beberapa tahun lalu Sukarno selalu mengisi hari-harinya dengan mengaji dan mengajar anak-anak desa untuk belajar mengaji di rumahnya secara gratis.

Namun karena semakin banyaknya tempat-tempat untuk belajar mengaji, membuat rumahnya menjadi sepi dan anak-anak memilih belajar di tempat lain hingga sekarang.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut