Puluhan Calon Pengantin Berburu Layanan Swab Antigen di Klinik PMI Pekalongan

PEKALONGAN, iNews.id – Puluhan warga memadati layanan swab antigen di Klinik PMI Kabupaten Pekalongan. Mereka yang melakukan swab antigen didominasi calon pengantin.

Kenaikan layanan swab antigen di Klinik PMI Kabupaten Pekalongan mencapai 100 persen. Itu karena swab antigen sebagai salah satu syarat bagi calon pengantin melangsungkan pernikahan. Dalam sehari, petugas melakukan swab kepada 25 orang.

Baca Juga

Biaya Kremasi Naik 100 Persen, Begini Penjelasan Yayasan Gotong Royong Pekalongan

Klinik PMI Kabupaten Pekalongan tiap harinya menyediakan 100 sampai 200 alat swab antigen. Dengan biaya Rp160.000,  warga yang di swab mendapatkan surat bebas Covid-19. 

Rata-rata mereka yang datang untuk melakukan swab antigen masyarakat dari wilayah Kota dan Kabupaten Pekalongan.

Baca Juga

Polres Pekalongan Kota Gandeng Wartawan Salurkan Bansos ke Warga Terdampak Covid-19

“Pemeriksaan antigen untuk calon pengantin di Kabupaten Pekalongan. Rata-rata hari ini mengalami kenaikan 100 persen. Di mana tiap hari yang antigen biasa 20 pasang, sekarang 50 pasang,” kata Kepala Markas PMI Kabupaten Pekalongan, Titis Andi Susilo, Selasa (27/7/2021).

Baca Juga

Kesulitan Oksigen, 2 Penghuni Panti Jompo di Pekalongan Meninggal saat Isoman

“Antigen ini biasanya dilaksanakan satu-dua hari sebelum pelaksanaan pernikahan. Biasanya untuk peserta pernikahan yakni calon mempelai putri, putra dan saksi kedua calon mempelai,” katanya.

Meski warga yang melakukan swab antigen mengalami kenaikan, namun pencegahan penularan Covid-19 dilakukan dengan mengecek suhu, pengaturan jaga jarak untuk menghindari kerumunan.

Baca Juga

Bupati Pekalongan Dorong Perangkat Desa Percepat Penyaluran BLT

“Ini (rapid test antigen) untuk syarat nikah. Besok nikahnya. Yang menjalani swab saya mempelai putri, mempelai cowok terus sama orang tua cewek,” kata Novi, calon pengantin. “Layanan rapid test ini lebih mudah, nggak ribet, nggak lama ngantre. Lebih gampang semuanya,” katanya. 

Editor: Ahmad Antoni