get app
inews
Aa Text
Read Next : BMKG: Gempa Bumi Magnitudo 3,4 Guncang Wonosobo Jateng Akibat Sesar Aktif 

Rabu Putih Dinilai Rawan Gesekan, Gus Yaqut: Saya Kira Tidak Perlu

Kamis, 28 Maret 2019 - 03:37:00 WIB
Rabu Putih Dinilai Rawan Gesekan, Gus Yaqut: Saya Kira Tidak Perlu
Ketua Umum GP Ansor Yahya Cholil Qoumas. (Foto: Dok.iNews.id)

WONOSOBO, iNews.id – Gerakan Rabu Putih yang disuarakan GP Ansor pada 17 April mendatang tepat di hari pencoblosan Pemilu 2019 dinilai bisa menimbulkan gesekan. Para anggota organisasi itu akan berada di tempat pemungutan suara (TPS) memakai baju putih untuk memastikan tidak ada intimidasi terhadap rakyat pemilih.

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, tidak perlu ada gesekan meski kubu Prabowo-Sandi juga menggerakkan massa yang sejenis. Sebab, kata dia, berbeda pilihan bukanlah masalah buat GP Ansor. Yang dikerjakan adalah memastikan semua warga mendapatkan hak untuk memilih.

“Saya kira tidak perlu gesekan. Dan teman-teman di Banser saya kira tahu koridor ini. Mereka tidak akan mudah terpancing atau digesek, atau digosok, hingga terjadi gesekan antar pendukung," katanya di Wonosobo, Rabu (27/3/2019).

Lalu apa beda gerakan pihaknya dengan gerakan kubu Prabowo-Sandi? “Kita lebih santun yang jelas. Kita akan bergerak lebih santun, kita akan melakukan salat subuh berjamaah di masjid-masjid yang bisa kita akses. Kemudian kita akan berangkat bersama-sama pakai baju putih. Karena itu identitas kita, identitas kiai kami itu yang sedang berkontestasi," ucapnya.

“Kita akan jamin gerakan kita lebih santun, tidak akan ada provokasi, dan ingin mengajak warga, masyarakat riang gembira menghadapi pemilihan. Jadi tidak ada yang perlu didramitisir, ditakuti, provokasi, intimidasi," katanya.

Lalu di daerah mana saja? Kata Gus Yaqut, akan dilakukan utamanya di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sebab di wilayah itu yang diduga akan tinggi tingkat golputnya.

“Mereka yang tidak mencoblos 30 persen. Kita ingin mendorong supaya turun. Kita bikin semaksimal untuk mendorong masyarakat datang ke TPS," tandasnya.

Gus Yaqut mengatakan, gerakan itu berawal dari keprihatinan dengan maraknya hoaks dan ujaran kebencian. Tindakan itu mulai mulai membelah masyarakat menjadi dua secara diametral.

“Jadi kalau bukan kita ya mereka. Padahal kontestasi pemilu ini seharusnya disikapi dengan riang gembira tidak ada perseteruan tidak ada permusuhan. Karena pada prinsipnya sama, mencari pemimpin yang terbaik," kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut