Rais Aam Pimpin Pleno PBNU Bahas Pj Ketum, Gus Yahya: NU Itu Milik Allah
JAKARTA, iNews.id – Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memimpin rapat pleno PBNU di Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam. Pleno tersebut dihadiri unsur kepengurusan Mustasyar, A’wan, Syuriyah, Tanfidziyah, hingga seluruh pimpinan lembaga dan badan otonom (Banom) PBNU.
Tampak hadir Ketua Muslimat sekaligus Ketua Tanfidziah PBNU, Khofifah Indar Parawansa, Ketua Tanfidziah PBNU Ahmad Fahrurrozi, hingga Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal PBNU tetapi dirotasi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Moh Mukri menjelaskan, pleno malam ini merupakan forum konstitusional yang krusial untuk memastikan kesinambungan tata kelola jam’iyyah berjalan sesuai aturan. Dia menegaskan kembali posisi PBNU terkait dinamika kepemimpinan yang belakangan menjadi sorotan publik.
Menurut Mukri, keputusan Syuriah PBNU mengenai pemberhentian Yahya Cholil Staquf dari jabatan Ketua Umum merupakan keputusan final dan mengikat. Pleno malam ini menjadi langkah lanjutan dalam penataan proses organisasi seusai amanat Syuriah.
“Salah satu agenda pleno kali ini adalah penetapan Pj Ketua Umum PBNU pengganti Gus Yahya,” ujar Mukri dalam keterangannya.
Mukri menyampaikan, seluruh rangkaian proses akan dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai keulamaan, kehati-hatian, dan tata tertib organisasi.
Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengaku siap menempuh jalur hukum terkait pemakzulan dirinya. Seperti diketahui, sebelumnya beredar Surat Edaran (SE) PBNU yang menyatakan Gus Yahya sudah tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU terhitung sejak 26 November 2025.
Namun, Gus Yahya menegaskan secara AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) dirinya masih sah secara hukum sebagai Ketua Umum PBNU hingga saat ini.
"Ya kita siap (ke jalur hukum), apa pun yang diperlukan kita siap. Itu kan untuk menegaskan posisi saya bersama teman-teman yang sekarang ini masih kompak di dalam PBNU ini ya, bahwa kita ini ingin menjaga tatanan organisasi. Itu saja. Jabatan sih soal nantilah. Tapi tatanan organisasinya dulu itu yang dijaga supaya ndak rusak," kata Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Kendati begitu, Gus Yahya menyampaikan bahwa masih ada jalan keluar untuk memperbaiki situasi. Dia sudah berkomunikasi dengan seluruh pihak untuk melakukan musyawarah.
Mengenai pemakzulan dirinya, Gus Yahya menyampaikan bahwa NU milik Allah SWT. Oleh sebab itu, seluruh anggotanya harus berpegang teguh pada hukum yang berlaku, baik secara agama maupun negara. "NU ini punyanya Allah SWT ini pasti," ucap Yahya.
Editor: Kastolani Marzuki