Ratusan Sumur di Banjarnegara Mengering saat Musim Kemarau
BANJARNEGARA, iNews.id – Ratusan sumur di Kabupaten Banjarnegara mulai mengering saat memasuki musim kemarau. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjuang naik turun bukit mencari sumber mata air.
Kondisi itu dialami warga Dusun Bulupitu, Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara. Untuk memenuhi kebutuhan air minum dan memasak, warga harus naik turun jurang mencari sumber air yang mengalir. Bahkan dalam sehari, warga harus memikul air hingga empat kali naik turun jurang.
“Sekarang sudah mulai kemarau, sumurnya kering dan harus mengambil air di jurang. Medannya sulit dan harus jalan kaki sehari bisa 3-4 kali naik,” kata salah satu warga Dusun Bulupitu, Ali, Rabu (3/8/2022).
Untuk mengatasi krisis air bersih di daerah itu, Korem 071 Wijayakusuma bersama Kodim 0704 Banjarnegara dan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) wilayah Yogyakarta mendirikan sumur bor.
“Di Dusun Bulupitu, Desa Petir pernah mengalami paceklik saat musim kemarau, sehingga berpengaruh terhadap taraf hidup masyarakat, seperti pertanian dan perkebunan,” kata Komandan Korem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga saat mengunjungi sumur bor di Lapangan Dusun Bulupitu.
“Maka dari itu dalam melaksanakan perintah KASAD, Bapak Jenderal TNI Dudung Abdulrachman, kami TNI bekerja sama dengan BBWSO wilayah Yogyakarta membuat sumur bor di Dusun Bulupitu untuk kepentingan warga,” ujarnya.
Kondisi geografis di daerah pegunungan dan memiliki banyak bebatuan cadas di dalam tanah, membuat proses pengeboran menjadi hambatan.
Hingga saat ini pengeboran tanah mencapai kedalaman 17 meter dari target sumber air di dalam tanah sedalam 110 meter. Pengeboran akan terus dilakukan sekitar 1,5 bulan ke depan.
“Ini bukan pekerjaan yang mudah untuk melaksanakan survei karena harus mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu lapisan tanah, struktur tanah, kontur, kandungan air, dan kedalaman,” katanya.
Selain dimanfaatkan oleh warga sekitar, sumber air ini ke depan juga sepenuhnya akan dikelola oleh warga.

“Jadi sumur ini bukan hanya hajat TNI Angkatan Darat, namun hajat kita semua. Jadi ke depan masyarakat bisa mempunyai tanggungjawab dan rasa memiliki terhadap sumur ini, sehingga bisa tetap untuk dirawat dengan baik,” katanya.
Sub Koordinator Air Tanah dan Air Baku BBWSO, Tri Surya Irawan mengatakan, dari hasil uji geo listrik, debit air yang muncul dari pengeboran diperkirakan mencapai 1,5 liter per detik.
“Namun pastinya setelah selesai kegiatan pengukuran dan uji pumping tes untuk memastikan berapa yang sebenarnya, kami harapkan lebih dari 1,5 liter per detik. Namun dari hasil uji geo listrik kandungan air ini memadai,” ucap Surya Irawan.
Editor: Ary Wahyu Wibowo