Ratusan Umat Katolik di Solo Ikuti Jalan Salib, Berharap Tahun Ini Penuh Kedamaian
SOLO, iNews.id - Ratusan umat Katolik mengikuti ibadah Jalan Salib di Gereja St. Aloysius Mojosongo Kota Solo, Jumat (7/4). Mereka berharap tahun ini menjadi tahun kedamaian terlebih memasuki tahun-tahun Pemilu.
Pengurus Gereja St. Aloysius Mojosongo memulai ibadah Jalan Salib atau Via Dolorosa (jalan penderitaan) sekitar pukul 08.00 WIB dan selesai sekitar pukul 09.20 WIB.
Cerita masa-masa terakhir Yesus Kristus di dunia yang penuh penderitaan pun divisualisasikan lengkap dengan pembacaan tata tertib, pengarahan umat hingga pengantar doa dari frater atau calon romo.
Sebanyak 50 Orang Muda Katolik (OMK), PIOM, Petrus dan Prodiakon terlibat dalam menampilkan visualisasi Jalan Salib itu.
Shelvyana Rhajani, Pendamping Imam Orang Muda (PIOM) mengatakan ada 14 perhentian dalam visualisasi Jalan Salib kali ini. Dimulai gereja ada arahan untuk umat, doa pembuka dari frater, diikuti koor penyaliban di halaman parkir mobil.
"Lebih pendek dari perhentian 1 sampai 14. Diadili dari start 1 sampai 14. ," ujar Shelvy, setelah ibadah.
Shelvy mengatakan, hanya ada dua gereja Katolik yang menggelar visualisasi Jalan Salib dan hasil visualisasi Jalan Salib di Gereja St. Aloysius Mojosongo merupakan buah kerjasama dengan Gereja Katolik St. Petrus Purwosari Gendengan Solo.
"Santo Petrus ternyata tahun ini tidak visualisasi. Maka kami dari OMK meminta bantuan pinjam alat seperti salib, baju dan perlengkapan Jalan Salib. Kalau di Solo rayon kota yang mengadakan Jalan Salib, sini sama Gereja Katolik San Inigo Dirjodipuran," ujar dia.
Pastor Paroki Aloysius Mojosongo, Romo Maternus Minarta menuturkan Jalan Salib dikemas dalam dramatisasi suasana doa untuk acara Yesus dan merupakan satu rangkaian sebelum misa Jumat Agung yang akan berlangsung pada pukul 15.00 WIB dan 16.00 WIB.
Waktu di mana Yesus wafat dan diturunkannya Yesus dari salib. Diperkirakan ada 2.500 umat Katolik yang mengikuti ibadah Jumat Agung pada hari ini.
“Nanti sore ada ibadah Jumat Agung jam 3 dan jam 6 di paroki ada 2 tempat Gereja Aloysious Mojosongo dan Kadipiro,” terangnya.
Romo Maternus menyebut Keuskupan Agung Semarang menjadikan Perayaan Paskah tahun ini sebagai tahun kedamaian. Terlebih memasuki tahun-tahun Pemilu.
“Pesan dari Paskah ini adalah kita semua diutus jadi duta damai. Kami dengan diri sendiri sesama dan Tuhan mempersiapkan tahun depan sebagai peristiwa Pemilu diperlukan adanya kedamaian sesama bagi bangsa,” ujarnya.
Menghadapi panasnya tahun politik pada tahun 2024, pihaknya ingin umat Katolik bersama masyarakat lainnya memperjuangkan kedamaian antar sesama bangsa.
“Salah satu fokusnya adalah kami bisa kerja sama dengan semua pihak dalam damai. Pas ibadah tahun ini ada situasi politik yang memanas tidak jadi penghalang apa yang akan terjadi di 2024,” harapnya.
Dia menuturkn gereja berperan dalam mengambil bagian perdamaian bangsa bahkan dunia. Secara khusus ia memaknai perayaan umat Nasrani ini dapat menjadi duta damai bagi masing-masing pribadi.
“Semua berperan dalam membangun kondisi baik bersama warga yang lain kita sebagai 100 persen katolik dan 100 persen Indonesia memperjuangkan negara bangsa menjadi sesuatu yang penting,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni