Satu Pasien Difteri Meninggal Dunia, Ratusan Anak di Kendal Divaksin
KENDAL, iNews.id - Ratusan balita dan anak sekolah mendapatkan vaksin setelah satu warga Sambung Sari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), meninggal akibat difteri. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal melakukan vaksin difteri untuk mencegah penularan bakteri difteri, Kamis (14/12/2017).
Tangis histeris anak-anak terlihat saat petugas dari Puskemas Weleri, menyuntikan vaksin ke mereka. Vaksin difteri dilakukan menyusul ditetapkannya Kendal sebagai salah satu daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri setelah seorang warganya meninggal dunia.
Petugas Dinkes Kendal memberikan vaksin secara gratis. Selain itu, mereka mengarahkan orang tua yang mengantarkan anaknya cara menanggulangi penyakit difteri, termasuk gejala awal yang timbulkan dari penyakit itu.
Salah satu orang tua balita, Vita mengatakan rela mengantri supaya anaknya mendapatkan imunisasi lengkap sebagai pencegahannagak tidak terkena difteri. “Ini imunasisasi difteri, anaknya minta sendiri,” ujarnya.
Selain itu, ibu satu orang anak bernama Novi mengaku was-was dengan penyakit itu. Meski sudah diimunisasi lengkap, dia tetap mendatangi lokasi. “Ini buat jaga-jaga kemarin kan ada yang meninggal dunia, jadi takut aja mas,” katanya,
Sementara itu, Kepala Dinkes Kendal, dr Sri Mulyani mengatakan setelah menerima kabar ada warganya yang meninggal akibat difteri, petugas melakukan penyelidikan ke lapangan. Dari pemeriksaan pasien dan lingkungan, maka mereka memutukan untuk melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan.
Sasaran vaksin difteri Dinkes Kendal, yakni balita di sekitar rumah pasien dan teman-teman sekolah. Pada Kamis siang vaksinasi dilakukan di Kantor Desa Sambung Sari, Kecamatan Weleri, dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Penaruban tempat pasien besekolah.
“Begitu ada informasi ada kasus difteri, kami lakukan cek lapangan kemudian lapor ke dinkes provinsi,” ujar Sri Mulyani.
Selanjutnya dinkes akan mempersiapkan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit, mengantisipasi masuknya pasien penderita difteri lain. Langkah ini dilakukan karena penyebaran bakteri difteri sangat cepat, khususnya melalui udara.
Editor: Muhammad Saiful Hadi