SEMARANG, iNews.id – Tidak banyak yang tahu jika beberapa abad yang lalu sebagian Kota Semarang adalah lautan. Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Kota Semarang kini telah berkembang cukup pesat dengan memiliki beragam destinasi wisata menarik. Secara morfologis, Kota Semarang terbagi menjadi wilayah bawah dan atas yang berada di kawasan perbukitan.
Pohon Trembesi Berusia 80 Tahun Tumbang, Nyaris Timpa Puluhan Siswa SMAN 1 Semarang
Nah, daerah bawah kerap dianggap sebagai pusat kotanya Semarang. Namun ada yang menarik tentang sejarah perkembangan geografis wilayah Kota Semarang.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, sebagian daerah Semarang bawah pada masa sekitar 800 tahun lalu dulunya adalah lautan. Apa buktinya?
Kaligawe Tergenang Banjir, Jalur Pantura Semarang-Demak Macet
Bukti pertama, sebagian Kota Semarang dulunya lautan adalah lokasi Kelenteng Sam Poo Kong yang berada di Gedung Batu, Jalan Simongan, Bongsari, Semarang Barat, yang dulu menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho.
Keberadaan Sam Poo Kong bisa menjadi gambaran yang cukup umum dan mudah dibayangkan oleh masyarakat, khususnya untuk yang tinggal di kota.
31 Kambing Disembelih pada Tradisi Nyadran di Kompleks Pemakaman Ngijo Semarang
Berdasarkan situs resmi Kelenteng Sam Poo Kong, ketika itu Cheng Ho menepi di Pantai Simongan pada awal abad ke-15.
Dia beralasan, karena seorang juru mudi kapal bernama Wang Ji Hong sedang sakit keras. Gua batu yang lokasinya dekat dimanfaatkan menjadi tempat tinggal Cheng Ho untuk mengobati juru mudinya.
Diguyur Hujan Deras, Kota Semarang Kembali Dikepung Banjir
Seiring kondisi Wang Ji Hong yang mulai membaik, Cheng Ho memutuskan melanjutkan perjalanan ke timur untuk berdagang dan mewujudkan perdamaian. Akhirnya, Wang Ji Hong dan para awak kapal memutuskan untuk tinggal di Simongan.
Wilayah pantai yang kini menjadi Kelurahan Ngemplak Simongan tersebut kini berada di tengah Kota Semarang, tepatnya di wilayah dekat Banjir Kanal Barat.
Bukti lainnya, pada masa abad-9 di wilayah Bergota menjadi pelabuhan tempat kapal-kapal besar berlabuh pada masa Mataram Kuno dan Mataram Hindu.
Pada masa setelahnya, wilayah yang saat ini berada pada sepanjang Simongan hingga Pasar Bulu yang berkembang menjadi pelabuhan utama dan satu garis pantai dengan wilayah Cheng Hoo berlabuh.
Alasannya, karena perlahan wilayah di Pelabuhan Bergota perlahan mulai menjadi daratan. Sekarang, nama Bergota telah menjadi sebuah pemakaman umum.
Bukti geologis yang juga menunjukkan jika wilayah Kota Semarang dulunya lautan adalah di Kelurahan Gisikdrono. Di tempat ini menjadikan daratan Semarang tersebut meluas adalah karena pendangkalan yang cukup parah pada masa itu.
Bahkan, garis pantai Semarang saat ini sudah bergeser sekitar 7 kilometer. Wilayah sekitar Tugu Muda dan Lawang Sewu sebenarnya menjadi daerah tepi pantai pada zaman dahulu.
Mengutip buku Sejarah Semarang karya Arief Budiman, ahli geologi Belanda bernama Prof Van Bemmelen menyebut bahwa pergeseran garis pantai ini mencapai 8 meter setiap tahun.
Bahkan, wilayah sekitar candi yang merupakan perbukitan, dulunya masih terkena gelombang laut pada kaki-kaki perbukitannya.
Begitulah gambaran wilayah Kota Semarang pada zaman dahulu bahwa daerah pesisir dan pelabuhan Semarang, bahkan kawasan Kota Lama Semarang, sebelumnya merupakan lautan.
Editor: Ahmad Antoni