Serangan Ulat Bulu di Demak Rambah 3 Kecamatan

DEMAK, iNews.id - Serangan ulat bulu pemakan daun mangrove di wilayah Kabupaten Demak semakin meluas. Sepekan terakhir, serangan mencapai tiga kecamatan di kawasan pesisir pantai utara.
Munculnya ulat bulu di hutan mangrove desa, mengakibatkan sekitar 15 kepala keluarga (KK) mengungsi. Sedangkan warga yang keluar rumah, harus membawa tongkat kayu untuk menghalau ulat yang bergelantungan atau payung.
Ulat bulu pemakan daun brayo atau daun mangrove telah merambah permukiman warga. Setelah muncul di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, ulat bulu kemudian muncul di tiga desa lainnya, yakni Bedono, Timbulsloko dan Sidorejo.
Selain Kecamatan Sayung, ulat bulu juga merambah dua desa di Kecamatan Karangtengah, yakni Tambakbulusan dan Wonoagung. Ulat juga menyerang kawasan hutan mangrove di Desa Morodemak dan Desa Margolinduk di Kecamatan Bonang.
Dampak serangan ulat bulu mengakibatkan hutan mangrove seperti kering terbakar. Kawasan desa yang semula rindang, kini kering karena daun mangrove berubah menjadi coklat.
Munculnya ulat pemakan daun brayo yang semakin meluas membuat warga resah. Tanaman mangrove yang menjadi peneduh kampung dan penangkal abrasi pantai kini mengering. Ulat yang bergelantungan di ranting, mengganggu akses warga keluar-masuk rumah.
Sementara itu, 15 KK yang mengungsi akibat serangan ulat berasal dari Desa Bedono. Mereka sementara tinggal di rumah sanak famili.
“Warga mengungsi karena jijik dan takut gatal dengan keberadaan ulat bulu,” Kata Andin, salah satu warga Desa Bedono, Sabtu (13/3/2021).
Rusipan, Ketua RW 13 Desa Bedono mengatakan, munculnya ulat semakin parah tiga hari terakhir. Beberapa warga hingga terpaksa menebang pohon mangrove karena banyak ulat bulu yang bergelantungan.
Editor: Ary Wahyu Wibowo