Serunya Lomba Lato-Lato di Purwokerto, Seluruh Peserta Pakai Helm dan Jaga Jarak

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan bahwa dinas hingga saat ini belum merasa perlu melarang anak-anak sekolah bermain lato-lato.
Meski demikian, dia mengatakan, para kepala sekolah dan guru sudah diminta untuk menyampaikan kepada siswa supaya tidak membawa dan memainkan lato-lato di sekolah.
"Yang terpenting proporsi penempatan dan penggunaannya saja, karena lato-lato ini juga ada unsur psikologi belajarnya, ada kognitifnya, ada afektifnya, ada psikomotornya. Paling tidak ini untuk mengurangi kebiasaan mereka bermain gawai," katanya.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat UMP Prof. Dr. Sukirno mengatakan bahwa penyelenggaraan lomba lato-lato ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, mengenai penggunaan permainan tradisional seperti lato-lato.
"Kami adakan kegiatan pengabdian ini karena memang ada yang pro dan kontra terhadap permainan lato-lato," katanya.
Kegiatan edukasi itu mencakup pemaparan mengenai cara bermain lato-lato yang aman, antara lain dengan menggunakan helm serta menjaga jarak paling tidak 50 cm dari pemain yang lain.
"Ini yang menjadi kekhawatiran kan ketidakamanan, atau (risiko) menimbulkan kecelakaan. Ini yang kami coba atasi dengan cari solusi, antara lain menggunakan helm saat bermain, maupun peralatan lainnya yang bisa menambah kenyamanan dan keamanan," kata Sukirno.
Dia juga mengimbau orang tua memilih lato-lato yang bolanya terbuat dari plastik, bukan yang dari kaca.
Editor: Ahmad Antoni