Soal Vaksin Nusantara, Anggota DPR Aria Bima: Temuan Anak Bangsa Jangan Dicaci Maki
SOLO, iNews.id – Wakil Ketua Komisi VI DPR Ari Bima meminta dunia akademis dan medis terus melakukan temuan-temuan guna mengatasi pandemi Covid-19. Setiap temuan anak bangsa diminta dihormati dan jangan dicaci maki, termasuk Vaksin Nusantara yang kini tengah dikembangkan.
“Kemarin yang Sinovac dan Vaksin Merah Putih, dalam keputusan Presiden dan DPR masih membuka ruang kepada seluruh masyarakat, baik dunia akademis maupun medis untuk terus mencari temuan-temuan,” kata Aria Bima di Solo, Sabtu (20/2/2021).
Sehingga dalam mengatasi Covid-19 dan penularannya, diminta untuk jor-joran dan berlomba lomba terkait penanganannya. Semua diminta saling memberi ruang dan jangan sampai menutup partisipasi.
“Vaksin Merah Putih masih dikembangkan, ada temuan vaksin dari dokter Terawan (Vaksin Nusantara), ya kita hargai dan dihormati. Jangan terus setiap ada penemuan anak bangsa, kita caci maki sendiri. Beri dukungan, boleh dikritisi dalam dalam konteks akademis dan konteks medis. Tetapi tidak boleh saling menegasikan (penyangkalan),” ujarnya.
Semua perguruan tinggi dan kedokteran, diminta saling berlomba-lomba untuk menunjukkan partisipasi publik bahwa gotong royong dalam arti sesungguhnya. Bukan hanya secara fisik, namun juga secara intelektual.
“Saatnya berfikir untuk bangsa ini. Globalisasi terjadi di semua sektor, nasional interest mengedepan dalam berbagai pergaulan internasional. Maka mau tidak mau, soal kemandirian di segala aspek harus diperkuat,” katanya.
Politisi PDIP ini menegaskan, tidak mudah membeli bahan baku maupun membeli vaksin. Satu negara dengan negara lain sudah saling menegosiasikan berbagai kepentingan nasionalnya masing-masing. Sehingga sekali lagi, kemandirian di semua sektor harus diperkuat. Termasuk pengadaan dan temuan vaksin.
“Kreator-kreator anak bangsa ini harus diberi keleluasaan. Saya tidak setuju kalau baru mulai saja, ada Vaksin Nusantara antar intelektual tidak saling mendukung secara akademis,” ucapnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo