Solo Kota Toleran Nomor 4 di Indonesia, Gibran: Dulu Dikenal Penghasil Teroris, Sekarang Berubah
Masuknya Solo sebagai kota toleran ke-4 tak terlepas dari banyaknya event yang digelar yang berkaitan dengan keagamaan. Banyaknya event keagamaan yang digelar di Balai Kota Solo ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
"Jadi sekarang warga bebas untuk mengadakan acara keagamaan apapun. Dulu yang namanya pasang, mohon maaf misalnya saja pasang pohon natal takut semuanya. Sekarang saya perbolehkan pasang di depan balai kota, ornamen Natal kita perbolehkan juga," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) Pandita Utama Aiko Senosoenoto mengatakan alasan Solo dipilih sebagai tempat pertemuan. Menurutnya, Solo sebagai kota yang tepat untuk acara pertemuan tersebut.
"Jadi dipilih Kota Solo pilihan dari umat. Kebanyakan umat kita keturunan Tionghoa, sebagian umat pribumi. Justru di Solo ini membangun saling pengertian sehingga tidak ada perbedaan keturunan Tionghoa dan pribumi. Solo kota yang tepat membangun suasana itu," ujarnya.
Menurutnya akan ada sekitar 200 Vihara yang akan di bangun di Indonesia. "Nanti akan dihadiri Menteri Agama. Kita akan meluncurkan taman bermain di setiap Vihara di Indonesia.
Ada sekitar 200 Vihara dibangun, taman bermain, membantu pendidikan anak-anak di lingkungan Vihara. Sekarang sekitar 10 vihara tapi akan terus dibangun sampai seluruh Vihara punya taman bermain," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni